BANDUNG, PelitaJabar – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memerangi stunting.
Pasalnya, anak yang mengalami stunting berisiko mengalami gangguan perkembangan otak, kesulitan belajar, hingga penyakit kronis saat dewasa.
“Mencegah stunting sama saja dengan menabung untuk masa depan Bandung yang lebih sehat dan produktif,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, dalam Talkshow Radio Sonata bersama PRFM Bandung, Jumat 8 Agustus 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan, penurunan angka stunting menjadi target nasional yang harus didukung bersama. Pemkot Bandung telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari tingkat kota hingga kelurahan.
Tim ini bergerak dengan pendekatan pentaheliks, melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.
“Kami ingin semua pihak terlibat, karena stunting bukan hanya urusan pemerintah. Ini tanggung jawab bersama,” tegas Erwin.
Sejumlah program inovatif telah dijalankan, di antaranya e-Penting untuk pendataan stunting secara digital. Buruan SAE yang membantu ketahanan pangan keluarga. Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) untuk memastikan asupan gizi terpenuhi.
Selain itu, edukasi dilakukan di sekolah dan komunitas untuk membangun kesadaran bahwa mencegah stunting berarti melindungi masa depan anak-anak Bandung.
Berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, serta Dinas Pengendalian Penduduk dan KB turut bekerja sesuai perannya.
Sektor swasta pun dilibatkan melalui program CSR, sementara lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat aktif memberikan pendampingan di lapangan.
“Dengan menggabungkan semua kekuatan, kita bisa memastikan gizi, sanitasi, dan edukasi sampai ke keluarga yang paling membutuhkan. Tujuan kita jelas, mencetak generasi Bandung yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” pungkas Erwin.
Data terkini, angka Prevalensi Stunting di kota Bandung saat ini menunjukan 12,4 persen pada tahun 2024. Perjalanan Kota Bandung dalam menurunkan angka stunting menunjukkan progres yang sangat signifikan.
Pada tahun 2018, prevalensi stunting masih berada di angka 26,21 persen dan bahkan sempat meningkat menjadi 28,12 persen pada tahun 2019/2020.
Namun sejak saat itu, tren terus bergerak menurun, menjadi 26,4 persen di tahun 2021. ***