TASIKMALAYA, PelitaJabar – Diduga ada permainan dan pungutan dalam pendistribusian Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Wali Kota Tasimalaya dan Kepala Kemendukbangga/BKKBN Jabar bergerak cepat.
Diketahui, distribusi MBG B3 di Kelurahan Tanjung baru berjalan satu bulan dengan skema penyaluran tahap penyesuaian. Sebanyak 572 paket MBG dikirim oleh pihak SPPG ke satu titik pengantaran di kantor kelurahan, para kader lalu mendistribusikan ke 11 posyandu di 9 RW.
“MBG itu sudah jelas, gratis. Jadi tidak ada istilah iuran sukarela atau pungutan apa pun. Semua sudah diatur dalam insentif distribusi yang diberikan kepada kader,” tegas Wali Kota Viman Alfarizi saat turun langsung ke lapangan Sabtu 12 Oktober 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aturan biaya distribusi baru diterbitkan pada 29 September 2025, sehingga kemungkinan terjadi miskomunikasi.
“Sekarang sudah ada SOP baru yang mengatur insentif kader, termasuk biaya distribusi. Jadi tidak perlu ada tambahan uang dari warga. Kita sudah luruskan dan tertibkan semuanya,” bebernya.
Karenanya penting dilakukan klarifikasi sebelum mempercayai isu di media sosial.
“Tidak semua rumor di medsos itu benar. Kita harus tabayun menyikapinya. Yang penting, ke depan kita benahi bersama agar distribusi MBG berjalan lebih baik,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, menegaskan pendistribusian MBG harus bebas dari pungutan.
“Pendistribusian MBG harus bebas dari pungutan apa pun motifnya, karena sudah ada biaya distribusi dari setiap SPPG untuk para kader. Yang lebih penting, manfaat MBG harus benar-benar dirasakan masyarakat dalam upaya menurunkan angka stunting,” tegasnya.
Kader Posyandu Kelurahan Tanjung, Teti, menegaskan komitmennya untuk menjalankan program sesuai aturan.
“Kami berkomitmen dan mendukung penuh program MBG B3 gratis tanpa iuran, sesuai dengan SOP hasil sosialisasi Kemendukbangga dan perintah Wali Kota. Saya juga akan mensosialisasikan kepada kader lainnya,” katanya.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya berada di angka 19,6 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Barat mencapai 15,9 persen. ***









