Hand Ball : Agung saat menerima peraturan pertandingan hand ball dari salah satu perwakilan atlet Guntur Affandi belum lama ini. PJ-Dok
BANDUNG, PelitaJabar – Perlu waktu untuk memperkenalkan secara luas cabang olahraga baru hand ball kepada masyarakat dan para atlet disabilitas khususnya tuna daksa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya belum bisa memprediksi perkembangan olahraga ini. Apalagi sosialisasinya masih sangat kurang. Kemarin ada even sekaligus sosialisasi, tapi itu baru tingkat Bandung Raya,” jelas Sekretaris Umum National Paralympik Committe Indonesia (NPCI) Jawa Barat Agung Fajar Bayu Ajie, kepada PJ Jumat (10/12/2020).
Kendati baru sosialisasi, dia mengaku dapat menangkap respon dan antusias para pemain saat pertandingan tersebut. Bahkan permainan lebih didominasi para disabilitas daksa.
“Kalau sepakbola mah pakai kaki, kalau ini tangan. Dan berlarinya pun hampir sama. Saya saja yang melihat capek, apalagi yang main,” paparnya.
Sosialisasi yang dilakukan para skuad disabilitas daksa membuktikan keseriusan.
“Ini bukti nyata, kalau teman-teman serius mengembangkan cabang olahraga ini. Tapi masih butuh proses panjang. Mudah-mudahan sosialisasinya terus berlanjut dan makin banyak peminatnya,” pungkasnya seraya mengatakan hand ball belum bisa diikutsertakan di Pekan Paralympik Daerah (Peparda) 2022. Joel