BANDUNG, PelitaJabar – Bandung Tanginas ini memberikan intervensi gizi spesifik melalui pangan aman yang sehat kepada 5.811 Ibu Hamil di Kota Bandung. Selain ibu hamil, ada 50.000 jumlah balita rawan stunting di Kota Bandung yang harus diselamatkan.
Terdata masih terdapat 8.211 kasus stunting di Kota Bandung pada usia balita, 8.711 di usia baduta. Termasuk 54 anak di Kelurahan Kebon Gedang ini yang masuk dalam kasus stunting.
“1000 hari pertama adalah waktu terpenting bagi seluruh tumbuh kembang manusia. Di masa itulah 90 persen terjadi perkembangan dari otak manusia. Dan 10 persen terjadi di usia dua tahun ke atas,” jelas Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung, Siti Muntamah Oded disela peresmian Komunitas Tanginas Kelurahan Kebon Gedang, Kecamatan Batununggal membentuk Komunitas Tanginas (Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) Lembur Tohaga Lodaya Sabtu lalu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, manusia pendek merupakan manusia yang memiliki keterbatasan kognitif yang pendek dengan kondisi perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh pada masa awal pertumbuhan anak dalam 1000 hari pertama hingga dua tahun usia anak tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk pengembangan otaknya.
“Untuk itu, perhatian kepada 1000 hari pertama ini menjadi catatan terpenting bagi semua masyarakat Indonesia. Semua dari kita harus menyelamatkan generasi yang akan datang dengan perkembangan otak yang optimal,” imbuhnya.
Sementara Lurah Kebon Gedang, Yusuf Firmansyah, ada filosofi dari iman, imun, dan aman.
“Iman yang dimaksud adalah syiar melalui pemuka agama setempat tentang bahayanya pandemi Covid-19,” katanya.
Karena itu, untuk menguatkan imun masyarakat, melalui 4 komunitas senam di 8 RW, 1 komunitas sepeda, dan 1 komunitas bulu tangkis serta Ibu PKK selalu menyediakan pangan yang sehat dalam peningkatan imun tubuh masyarakat sekitar.
“Beas perelek ini adalah program dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” pungkasnya. Rls