BANDUNG, PelitaJabar – Untuk membangun masyarakat humanis dan agamis, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar pertemuan rutin dengan tokoh-tokoh agama, salah satunya dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung.
Melalui forum ini, MUI Kota Bandung memaparkan beberapa program terkait menjadikan Bandung sebagai kota agamis di tahun 2023.
‘Program Bandung Agamis juga merupakan salah satu janji visi dan misi almarhum Mang Oded dan saya di periode 2018-2023. Sehingga, tentu kami akan sangat mendukung program ini berlangsung,’ ujar Plt. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balkot Senin 17 Januari 2022.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan, makna dari Bandung Agamis ini bukan hanya berbicara tentang Islam, tapi seluruh aspek keagamaan yang diakui oleh Pemkot Bandung
Untuk itu, perlu kerja sama semua pihak, mulai dari tokoh agama hingga masyarakat Kota Bandung.
‘Setiap dua bulan sekali rutin bertemu dengan para pemuka agama. Berdiskusi tentang langkah-langkah apa yang bisa dikolaborasikan untuk mewujudkan Bandung Agamis 2023,’ papar Yana.
Yana juga menyatakan, jika ia akan selalu berupaya untuk melanjutkan program-program baik yang sudah sejak dulu dilakukan almarhum Mang Oded.
Sedangkan, untuk program bantuan ke masjid-masjid, meski di tengah keterbatasan anggaran sejak masa pandemi, Yana menuturkan, Pemkot Bandung akan terus membantu kegiatan-kegiatan keagamaan melalui program hibah.
‘Meski memang terbatas, tapi alhamdulillah tahun 2021 Pemkot bisa membantu melalui program hibah sekitar Rp3,5 miliar. Lalu, di tahun 2022 ini Insha Allah akan kami tingkatkan menjadi Rp4 miliar,’ ucap Yana.
Miftah mengatakan, MUI selalu berkoordinasi dengan Pemkot Bandung terkait delegasi penceramah ke masjid-masjid di 30 kecamatan se-Kota Bandung.
‘Ada ke 30 kecamatan dan 30 masjid besar. Kami mengumpulkan camat, lurah, dan MUI setempat agar semuanya bergerak untuk menjalankan program pelatihan yang dilakukan setiap hari Jum’at,’ akunya.
Dalam pertemuan silaturahmi ini, Wakil Ketua Umum MUI Kota Bandung, Asep Saeful Muhtadi juga memberikan beberapa contoh program yang telah dikeluarkan Pemkot Bandung.
‘Misalnya, Gerakan Magrib Mengaji untuk masyarakat muslim Kota Bandung. Pemkot Bandung bisa mengeluarkan regulasi berupa semua anak-anak di Bandung kenal dengan kitab suci. Dengan begitu, kita bisa berantas buta huruf Quran di masyarakat sejak dini,’ jelas Asep
Asep menuturkan, besar harapan MUI kepada Pemkot Bandung untuk kembali mewujudkan Bandung Agamis setelah di periode sebelumnya sempat meredup.
‘Pengelolaan Kota Bandung yang memiliki kecenderungan agamis ini sudah lama dilakukan bersama MUI sejak pemerintahan Dada Rosada. Namun, sempat meredup di masa pemerintahan setelahnya. Lalu, bangkit kembali di masa almarhum Mang Oded dan Pak Yana,’ pungkasnya. ***