BANDUNG,- PelitaJabar – PERADI Kota Bandung meminta mahkamah Internasional menyeret Israel sebagai penjahat perang, karena melakukan kejahatan perang serta genosida terhadap penduduk di Gaza, Palestina.
Dalam aksi Bela Palestina, selain mengecam agresi zionis Israel, mereka juga meminta kemerdekaan atas Palestina.
Tak hanya itu, PERADI juga melakukan penggalangan dana yang akan di donasikan untuk warga Palestina.
Ketua PERADI Kota Bandung, Mohamad Ali Nurdin mengatakan, aksi kali pertama ini sebagai salah satu bentuk penolakan penjajahan yang terjadi di Palestina oleh Zionis Israel.
“Kami di Indonesia, khususnya para advokat kota Bandung dan masyarakat Indonesia pada umumnya mengalami duka yang sangat dalam atas apa yang dialami penduduk Palestina di Gaza,” ujarnya disela Aksi Bela Palestina di Jalan Braga Bandung, Sabtu 25 November 2023.
Menurutnya, penjajahan Israel yang tidak berperikemanusiaan dengan membunuh anak-anak, wanita dan orang tua, tampak jelas hampir di semua media sosial.
“Rakyat Palestina mengalami penderitaan dan penindasan yang sangat dalam. Belasan ribu jadi korban kekejaman Israel, anak-anak dan wanita paling banyak,” ungkapnya.
Dikatakan Ali Nurdin, Palestina juga memiliki ikatan erat dengan bangsa Indonesia. Sejarah juga mencatat, pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Negara Palestina menjadi salah satu negara pertama yang mengakui Kemerdekaan Indonesia.
Pihaknya juga menyerukan pemerintah Indonesia untuk menekan negara-negara dan membuka embargo atau blokade bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza.
Sementara Syaikh Dr Muraweh Mousa Nassar mengingatkan, di tanah Palestina ada tempat suci bagi Umat Islam, yakni Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Palestina.
Dirinya meyakini perlawanan atau pembebasan Palestina khususnya, masjid Al-Aqsa pasti akan terjadi dan akan dimenangkan oleh Allah SWT. Namun yang menjadi pertanyaan, di manakah posisi kita sebagai umat islam melihat apa yang terjadi selama ini di Palestina.
“Oleh karena itu mari kita bantu mereka dengan berjuang dengan sekemampuan yang kita miliki. Apa peranan kita, mari kita satukan barisan, jadikan isu ini sebagai isu nasional,” ajaknya.
“Kita harus meyakini Al Aqsha bisa direbut kembali kemudian Palestina akan dimenangkan. Namun pertanyaannya, apa peranan kita, yakin dengan ijin Allah SWT, kita semua akan bisa melaksanakan sholat di Masjidil Aqsha, insya Allah,” pesannya.
Salah seorang peserta aksi, Asep Budianto, anggota PERADI yang juga dari Lembaga Advokasi dan Bantuan Hukum Pers (Labkum Pers), mengutuk keras pembunuhan puluhan jurnalis oleh zionis israel.
Menurutnya, aksi brutal zionis israel terhadap jurnalis tersebut adalah bentuk pelanggaran serius terhadap HAM dan merupakan kejahatan perang serta telah melanggar hukum humaniter internasional.
“Untuk itu kita menyerukan dihentikannya segala aksi penyerangan dan mendorong agar penjahat perang (zionis israel) segera diadili di mahkamah pidana internasional,” pungkasnya. ***