BANDUNG, PelitaJabar – Potensi kerajinan di Banyuwangi, membuat Dekranasda Kota Bandung melakukan kunjungan kerja.
“Kami melihat adanya potensi kerajinan di Banyuwangi, sayang sekali kalau masyakarat belum bisa melihatnya, mulai dari batiknya ya yang khas dan lainnya, jadi kami ingin kerajinan di Banyuwangi harus diangkat,” ujar Siti Muntamah, Ketua Dekranasda kota Bandung Selasa 26/11/2019).
Sementara, Ketua Dekranasda kota Banyuwangi, Hj. Dani Azwar Anas, mengatakan, berbagai kegiatan dilakukan secara bersama-sama tanpa EO.
“Dinas terkait langsung mengerjakannya. Misalnya masalah panggung maka, yang mengurusi bagian humas, kebersihan bagian LH, jadi satu acara tetapi dikerjakan oleh seluruh dinas secara bersama-sama” ugkap Dani Azwar Anas saat menerima rombongan.
Dikatakan, SOP dari setiap kegiatan semua dinas sama, setiap tempat adalah destinasi. Karena itu, Dekranasda Banyuwangi bekerjasama dengan asosiasi membuat UKM mandiri.
“Saya melihat pola kerja antara dinas, pemerintahan daerah dan ukm saling bersinergi. Menghilangkan ego masing-masing, sehingga ada penetrasi di dalamnya dan rasa saling memiliki, ini menjadi inspirasi untuk pola kinerja dekranasda Bandung” ujar putri kelahiran Banyuwangi tersebut.
Selain mengelola event secara bersamaan, OPD dan UKM juga bersinergi dalam membangun pasar masyarakat yang di rancang menyerupai minimarket, sehingga UKM lebih maksimal.
Senada, Ketua bagian perekonomian kota Banyuwangi, Heni menyebutkan, anggaran untuk setiap kegiatan merupakan anggaran OPD mencapai Rp 500M. Anggaran tersebut nantinya digunakan oleh semua dinas terkait untuk bersama- sama membuat event.
“Salah satunya Banyuwangi Batik Festival yang diikuti oleh 20 UKM dari 20-23 November 2019 omzetnya mencapai 9.7Miliar. Omzet tersebut dikembalikan lagi kepada UKM, pemda hanya fasilitator, kami ingin UKM mandiri” pungkasnya. Mal