BANDUNG, PelitaJabar -Karena dianggap memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), terus mendapat dukungan berupa peningkatan investasi dari pemerintah Indonesia.
Selain mampu menciptakan lapangan pekerjaan, industri TPT juga memenuhi kebutuhan sandang dalam negeri.
Salah satunya industri tekstil adalah home textiles atau tekstil yang digunakan sebagai bagian dari perabot rumah dan bertujuan memberikan interior karakteristik atau estetika.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Kevin dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), ekspor masih bagus, walau tidak terlalu naik.
“Kita bisa lihat, dari sektor TPP secara total ekspor kita dalam 10 tahun terakhir masih dikisaran 11-12-13 Miliyar, ” ujar Kevin disela seminar Cotton USA dalam Produk Home Textiles di Indonesia Rabu (25/9) di Hotel Aryaduta, Bandung.
Dia melanjutkan, dibandingkan di 2017, pada 2018 naiknya juga tipis hanya di kisaran 12, sekian menjadi 13 miliyar dollar.
“Tapi kalau kita liat dari sisi impor, naik, tren nya lebih besar, sekarang ekspor naiknya 2-3%, impor bisa 10-11% secara rata rata,” tambahnya.
Namun, untuk produk tertentu, untuk kain impornya ada 1 HS yang naiknya 70-100%.
“Artinya, kita boleh bangga ekspor kita masih mengalami peningkatan, tapi kalau impornya naiknya masih jauh lebih besar,” pungkasnya.
Sementara, Program Representative Indonesia (CCI) , Anh Dung Do menuturkan, Seminar ini merupakan pertama dilakukan.
“Kita ada satu misi, memberikan informasi tentang textil ke komunitas textil di Indonesia. Kita akan bantu perusahaan mulai dari yang kecil hingga besar. Untuk dapat informasi yang paling uptodate agar bisa menjadi perusahaan yang lebih besar, lebih baik, lebih propertable,” ucapnya.
Karena itu, Seminar tersebut merupakan gambaran bagaimana home textile bisa menggunakan cotton USA menjadi suatu produk yang akan dipasarkan baik domestic maupun internasional.
“Semoga perusahaan perusahaan bisa memanfaatkan lebih banyak tenaga kerja Indonesia,” tutupnya. Mal