SIAPA yang tak kenal dengan minuman yang satu ini, es cendol Elizabeth. Hampir semua masyarakat Jawa-Barat, apalagi warga Kota Bandung tentu hapal.
Berada di Jalan Inhoftank Nomor 64, Cendol Elizabeth adalah minuman tradisional yang terbuat dari tepung beras berwarna hijau, lahir sejak 1972.
Awalnya, H. Rohman, pendiri Es Cendol Elizabeth mulai berjualan keliling menggunakan gerobak. Saat itu ia masih tinggal di rumah kontrakan di Jalan Lio Genteng, Astanaanyar Bandung. Setiap hari ia keliling menjajakan dagangannya hingga ke Dago dan Cihampelas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap pulang, Rohman melewati Jalan Otista (Jalan Otto Iskandar Dinata). Di sana terdapat rumah ibu Eli yang merupakan langganannya, hingga akhirnya ia berjualan di depan rumah Eli.
Saat itu, adik Eli bekerja di salah satu toko tas, melihat Rohman sering berjualan di depan rumahnya, Eli pun menitipkan tas reject-nya kepada Rohman untuk dijual.
Hingga akhirnya rumah Eli menjadi toko tas dan berdiri plang toko tas Elizabeth. Sementara Rohman masih berjualan es cendol.
Ketika ada yang memesan cendol, Rohman yang kurang lancar membaca dan menulis, meminta tolong ke Eli untuk menuliskan pesanannya.
Eli yang sering menuliskan pesanan cendol menggunakan bon tas Elizabeth, menyarankan agar nama cendolnya juga Cendol Elizabeth. Inilah asal usul nama Cendol Elizabeth.
Hingga akhirnya, Rohman memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke Jalan Inhoftank, dan masih tetap berjualan di depan toko tas Elizabeth.
Namun karena banyaknya pembeli, saat berjualan di sana sering kehabisan bahan, hingga akhirnya banyak pembeli yang datang langsung ke tempat produksinya di Jalan Inhoftank.
Pemerintah pun membuat aturan Zona larangan pedagang kaki lima (PKL), Es Cendol Elizabeth sebenarnya tidak di area trotoar melainkan masih berada di area toko tas Elizabeth.
Namun, Es Cendol Elizabeth merupakan pelopor pedagang kaki lima di Jalan Otista saat itu. sehingga Rohman memutuskan untuk pindah, karena jika tidak pedagang lain tidak mau pindah.
Hingga Sekitar tahun 1998 mulai dibangun Es Cendol Elizabeth Pusat yang berada di Jalan Inhoftank Nomor 64.
Selain menjual cendol, juga ada es goyobood. Asal usul berjualan goyobod berawal dari Eli yang suka membuat goyobod.
Saat itu ia sedang malas higga meminta tolong ke Rohman untuk membuatkan goyobod. Nur Hidayah, anak H Rohman menuturkan, bapaknya itu orang yang tekun.
Sebelumnya Es Cendol Elizabeth pernah membukan stand di Ciwalk. Namun menurut Nur, saat itu jika hanya menjual cendol tidak tertutup biayanya, maka dibuatlah es goyobod.
Karena pada stan Ciwalk telah ditambahkan menu goyobod, akhirnya pada 2001 menu goyobod di tambahkan di toko.
Saat ini Es Cendol Elizabeth hanya memiliki cabang di Kota Tasikmalaya, Majalaya, dan mendistribusikan ke supermarket.
Sedangkan pedagang-pedagang yang berjualan di jalan-jalan itu bukan bagian dari Es Cendol Elizabeth.
Es Cendol Elizabeth Pusat buka setiap hari pukul 09.00-17.00 WIB. Harga cendol per bungkus besar Rp22.000 sedangkan goyobod per bungkus besar Rp32.000.
Saat bulan Ramadhan tiba, kita yang melewati jalan Otista selalu ditawari es Cendol Elzabeth oleh para pedagang jalanan. Dan kini, nama es Cendol Elizabeth kian terkenal se antero. ***