BANDUNG, PelitaJabar — Akibat prilaku seks bebas, berbagai penyakit kulit dan kelamin muncul baik yang dapat disembuhkan ataupun tidak. Hal ini akibat dari Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT). Belum lagi yang sulit dideteksi. Disamping penderita tidak melaporkan, juga tidak adanya gejala yang jelas dari si penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) atau penyakit kelamin itu sendiri sehingga tidak ketahuan.
“Saya pernah mengurus 500 waria dan gay, dan juga pernah mendampingi lgbt yang ingin tobat. Kebanyakan penderita penyakit kelamin ini tidak memiliki gejala. Ini yang berbahaya,” jelas Dr. Dewi Inong Kirana, spKK, saat menjadi pembicara dalam kegiatan pembekalan terhadap prajurit TNI AU di Sathar 13 Depo 10 Pemeliharaan Lanud Husein Sastranegara Kamis (30/8).
Dr. Dewi Inong yang berpraktek diRumah Sakit Permata Cibubur, Rumah Sakit Ibu dan Anak Restu Kasih itu melanjutkan, HIV pertama kali ditemukan di Madiun yang dibawa oleh seseorang yang pulang dari Kamboja.
“IMS itu mulanya tahun 98. Penularannya melalui hubungan seksual. Yang bisa menularkan, maaf seperti kelamin lewat mulut, kelamin lewat dubur, bahkan hubungan seksual lewat dubur ini bisa 50 kali lipat lebih cepat penularannya dibandingkan dengan vagina,” tegas pembina Yayasan Peduli Sahabat ini
Karena itu, dia mengajak para keluarga besar TNI AU terutama di Sathar 13 Depo 10 Pemeliharaan Lanud Husein Sastranegara untuk menjaga paangannya masing-masing dari penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan penawarnya.
“Biaya pengobatan HIV-AIDS setiap harinya perorang 500 ribu sampai 1 juta rupiah, seumur hidup dan harus ditanggung Negara. Coba kita hitung, berapa yang harus ditanggung Negara? Karena, kalau tidak dibayarkan oleh negara, HAM akan menuntut.” terangnya seraya menerangkan jika sudah begini, dimana HAM? Apa yang dilakukan HAM?
Sementara Dansathar 13 Depo 10 Pemeliharaan Letkol. Tek Wawan Darmawan SE. MI.Pol mengungkapkan, kegiatan pembekalan ini setidaknya menjadi pembelajaran bagi para anggota dan keluarga.
“Ini salah satu upaya kami untuk membangun angkatan udara yang kuat dan modern, harus dilandasi dengan jiwa ksataria, loyal, militan dan profesional. Tentunya di awali dari kehidupan rumah tangga yang harmonis. Karena itu, melalui kegiatan pembekalan ini, menjadi perhatian bagi para prajurit beserta keluarga, agar berhati-hati menjaga keluarga dari ancaman penyakit kelamin,” pungkas Wawan.
Kegiatan pembekalan ini, diikuti sedikitnya 50 prajurit beserta istri. Selain Dr. Inong, hadir Kol. (Purn) Firman Hakim, S.Psi dengan materinya bagaimana membangun keluarga harmonis. Mal