BANDUNG, PelitaJabar – Imbas kecelakaan bus study tour SMK Lingga di Subang, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengeluarkan surat edaran (SE) Pj Wali Kota terkait study tour.
Aturan tersebut tertuang dalam SE Nomor 063-Setda/2024 tentang kegiatan study tour pada satua pendidikan yang ditandatangani Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, Senin 13 Mei 2024.
Dalam SE tersebut, Pj Wali Kota Bandung mengimbau seluruh kepala sekolah pada semua jenjang pendidikan di wilayah Kota Bandung memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Study tour sebagai strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membantu perkembangan peserta didik melalui pengalaman di luar ruangan bukan sekedar kegiatan tamasya/wisata;
2. Kegiatan study tour satuan pendidikan diimbau untuk dilaksanakan di dalam kota dengan memperhatikan asas manfaat dan keamanan melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, dan destinasi wisata edukatif lokal, yang juga ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal;
3. Apabila satuan pendidikan sudah merencanakan study tour di luar wilayah Kota Bandung, penting untuk tetap mempertimbangkan manfaat dan keamanan serta mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perhubungan Kota Bandung terkait kendaraan telah memenuhi persyaratan teknis, laik jalan, dan laik operasi; dan
4. Satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan study tour, agar melakukan koordinasi dan mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Salah seorang Guru SDN 224 Cijambe, Dewi Yuliani mengaku akan mempedomani surat edaran tersebut. Rencananya, SDN 224 Cijambe akan melakukan study ke Ciwidey Kabupaten Bandung.
“Kita sebagai guru patuh terhadap aturan yang diberlakukan. Kegiatan studi tour masih tetap jalan, namun dengan persiapan ketat dan matang. Kita cari armada yang terbaik dan laik jalan sesuai rekomendasi Dishub,” katanya saat dihubungi, Rabu 15 Mei 2024.
Sedangkan salah satu orangtua yang anaknya bersekolah di Bandung, berharap study tour sebaiknya dihapus saja. Dia beralasan, dengan kecanggihan saat ini, bisa dimanfaatkan, disamping juga menghemat biaya.
“Sekarang yang real sajalah, anak-anak disuruh belajar menggunakan ponsel dan laptop, istilahnya daring lah, webinar lah, kan bisa. Study tour saya pikir juga bisa kan melalui zoom, sekarang apa sih yang nggak bisa dengan teknologi yang serba canggih,” papar pria berusia 49 tahun ini.
Karena itu, dia berharap Dinas Pendidikan Jabar dan Pemkot Bandung dapat meninjau kembali study tour yang menurutnya banyak mudharatnya. ***