BANDUNG, PelitaJabar — Korupsi tak ubahnya seperti penyakit kanker. Saat masih stadium satu, pengidapnya terlihat baik-baik saja. Namun lambat laun, jika tidak ditangani serius, penyakit tersebut semakin liar dan ganas.
“Korupsi akan melemahkan daya saing kita, dan secara menggurita akan menurunkan tingkat kompetitif manusia,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dewi Sartika dalam Rapat Koordinasi Pendidikan Antikorupsi di Jawa Barat di Aula Dewi Sartika Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat, Selasa, (25/3).
Menurutnya, perilaku korupsi memberi dampak buruk bagi kelangsungan hidup seseorang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu dirinya mengimbau agar perilaku antikorupsi mampu diterapkan sejak dini. Dia menyambut baik program pendidikan antikorupsi yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kita harus berusaha untuk menerapkan pendidikan karakter pada anak-anak agar mengetahui dan menghindari perbuatan korupsi,” ucapnya.
Rencananya, implementasi pendidikan antikorupsi akan diterapkan melalui menejemen berbasis sekolah, yang dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler (mata pelajaran), kokulikuler dan ekstrakulikuler secara kreatif dan terpadu.
“Serta kita juga mengoptimalkan tripusat pendidikan meliputi sekolah, keluarga dan masyarakat,” pungkasnya.
Rapat koordinasi dihadiri Asisten Daerah I Bidang Pemerintah, Hukum dan Kesejahteraan Sosial Pemprov Jabar, Daud Achmad, Anggota Direktorat Pendidikan Pelayanan masyarakat (Dikyanmas) KPK, Dotty Rahmatiasih, Perwakilan Kementerian Agama wilayah Jawa Barat, Kadisdik kabupaten/kota dan Kepala Bagian Hukum kabupaten/kota. Mal