BANDUNG, PelitaJabar – Bola itu bundar, dan apapun bisa terjadi dalam sebuah pertandingan, tim kuat terkadang bertemu tim lemah, belum tentu akan memenangkan pertandingan. Begitupun sebaliknya.
Makna bola bundar itu tidak hanya melulu soal pertandingan, karena kiasan tersebut bisa terjadi pada regulasi pertandingan, dimana ada aturan, rule yang mesti diikuti dan rambu-rambu yang harus dijalani.

Inilah yang terjadi pada Babak 24 Besar Kompetisi KU-13 Piala Soeratin 2023 zona Jabar.
Mempertemukan tim Saswco dengan rivalnya Honest Cimahi di lapangan UNI Ciwastra, Bandung Senin 30 Oktober 2023 lalu.
Seperti diketahui tim Saswco tampil di Babak 24 Besar sebagai juara Grup H usai menjalani tiga pertandingan di babak penyisihan grup dengan meraup 7 poin kemenangan.
Sedangkan tim Honest adalah runner-up Grup B dan lolos ke Babak 24 Besar setelah memperoleh 6 poin kemenangan.
Awalnya pertandingan Babak 24 Besar berjalan normal dengan waktu 2×30 menit. Hingga berakhirnya babak pertama dan kedua, kedudukan tidak berubah dengan skor kacamata.
Sesuai regulasi yang telah disepakati dalam MCM (Match Cordinatiion Meeting), untuk menentukan pemenang harus dilakukan perpanjangan waktu selama 2×10 menit.
Namun perangkat pertandingan tidak mengikuti regulasi. Perpanjangan waktu tidak dilakukan bahkan langsung adu penalti.
Inilah awal mula petaka itu terjadi. Bola bundar. Apa pun bisa terjadi. Perangkat pertandingan tampaknya lebih menggunakan kekuasaanya. Tidak mengindahkan aturan yang semestinya.
Kubu Saswco memprotes kepada perangkat pertandingan. Namun tidak ditanggapi. Alasannya sudah berkoordinasi dengan Bidang Kompetisi guna menentukan pemenangnya. Bagi pelaksana pertandingan tidak ada perpanjang waktu. Putusan sebelah tangan ini langsung dilakukan adu penalti.
“Kami sempat mempertanyakan kepada perangkat pertandingan. Tidak berapa lama ada jawaban bahwa pertandingan tidak ada perpanjangan waktu, katanya langsung adu penalti. Kami tidak mengerti maksudnya apa padahal jelas dalam MCM disebutkan jika 2×30 tetap seri maka dilakukan perpanjangan waktu 2×10. Jika hasilnya imbang barulah adu penalti. Kami akhirnya kalah 4-5,” beber pelatih Saswco U-13, Dinari Bayu Aji.
Pada Manager Cordination Meeting (MCM) yang dipimpin Match Comisioner, Dipo, mengatakan masalah regulasi perpanjangan waktu dan adu penalti sebetulnya telah disepakati para kontestan KU-13.
“Tidak ada yang baru, regulasinya sangat jelas. Durasi waktu normal 2×30 menit, masa jeda 10 menit dari peluit akhir babak pertama hingga awal babak kedua. Apabila dalam durasi 2×30 menit hasilnya imbang, maka dilaksanakan perpanjangan waktu (extra time) 2×10 menit dan tidak ada interval waktu jeda. Lalu, setelah exta time hasilnya tetap imbang, maka penentuan pemenangnya dilakukan melalui tendangan penalti,” demikian tulis regulasi yang disepakati dalam MCM sebelum Kompetisi U-13 Piala Soeratin 2023 Zona Jabar dilaksanakan.
Pada pertandingan lain antara Bravensia melawan Bekasi Permai United terjadi kasus berbeda. Pada pertandingan ini regulasi masalah perpanjangan waktu dan adu pinalti justru diterapkan.
Ada apa..?
Durasi waktu sama yaitu 2×30 menit Bravensia VS Bekasi Permai United yang bermain imbang sampai babak kedua. Terus dilanjutkan perpanjangan waktu 2×20 menit.
Dalam perpanjangan waktu tersebut kedudukan tetap imbang. Hingga akhirnya dilakukan adu penalti. Bekasi Permain United tampil sebagai pemenang dengan skor akhir 5-4.
“Betul, kami bermain imbang di babak pertama dan kedua. Dan dilakukan perpanjangan waktu 2×10 menit. Tetap berakhir seri. Akhirnya adu penalti dan kami kalah, 4-5,” jelas pelatih Bravensia, Ende Sunandar.
Terkait kasus ini, saat dikonfirmasi, Senin malam, 30 Oktober 2023, diperoleh penjelasan bahwa kasus Saswco dan Honest lebih disebabkan miss komunikasi.
“Karena yang memimpin MCM tidak menyampaikan kepada semua peserta yang mengikuti MCM,” kata seorang pengurus Asprov PSSI Jawa Barat Bidang Kompetisi.
Sementara salah seorang koordinator di lapangan UNI Ciwastra mengaku, sebelum pertandingan dilanjut, masalah tersebut sempat dikonfirmasi kepada Manajer Kompetis. Jawabannya sama, tidak ada perpanjangan waktu.
“Saya tanyakan kepada Manajer Kompetisi untuk masalah ini, jawabannya sama tidak ada perpanjang waktu dan langsung adu penalti. Jika sudah seperti itu, kami pun tak bisa apa-apa,” akunya.
Memalukan dan wajah persepakbolaan terus tercoreng “malu” yang sangat akut.
Kasus di Piala Soeratin U-13 2023 adalah contoh kecil dari sekian banyak kasus yang menimpa klub-klub di kompetisi amatir.
Stop dan jangan diteruskan. Jangan mengartikan “bola bundar” dengan menabrak regulasi dan aturan yang sudah ada. Malulah pada diri.
Ketua Umum PSSI Kota Bandung, H. Yoko Anggasurya saat dihubungi PJ Rabu 1 November 2023 menilai, kompetisi yang dijalankan sudah betul. Karena semuanya sesuai program yang telah digariskan dalam rangka pembinaan.
Akan menjadi banyak masalah apabila dijalankan oleh personil yang tidak memahami etika ketika berada di lapangan.
“Jangan pernah menyalahkan kompetisi. Karena Asprov PSSI Jabar sebagai lembaga tertinggi sudah menjalankannya dengan baik dan sesuai program. Saya yakin semua sudah sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan tujuan pembinaan usia dini,” terang H. Yoko.
Ketua Askod PSSI Kota Bandung yang sangat “benci” ada yang mempermainkan etika dan regulasi PSSI ini, menyebut, seringnya terjadi persoalan yang muncul karena pelaksana di lapangan banyak yang tidak paham, atau bisa saja ada oknum.
“Oknum yang memang sengaja menyalahgunakan tugasnya. Orang-orang yang seperti ini harus tidak ada dilingkungan sepakbola, “ tegas H Yoko.
Karena itu, Yoko berharap tidak ada lagi persoalan yang muncul di kemudian hari hanya karena ketidak-pahaman dalam menerapkan regulasi di lapangan.
Olehkarena itu katanya diperlukan dukungan serta kerja sama yang baik di tingkat bawah untuk menyukseskan program kompetisi di Jawa Barat.
“Kami acungi jempol karena program kompetisi tingkat Jabar tiap tahun tetap berjalan sesuai program. Dan endingnya tidak sedikit yang berhasil lolos ke tingkat Nasional, jelas akan kami kawal,” pungkasnya. Joel