Bandung, PelitaJabar — Persoalan kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu isu yang menjadi fokus untuk ditangani oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah pimpinan Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum. Penurunan angka kemiskinan yang terjadi dari tahun ke tahun menjadi tren positif yang harus dipertahankan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tren jumlah penduudk miskin di Jabar selalu mengalami penurunan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Pada September 2017 lalu, tercatat jumlah penduduk miskin mencapai 3,77 juta jiwa atau turun 394 ribu jiwa dibanding Maret 2017. Jumlah penduduk miskin tersebut merupakan yang terendah sejak 2007, sementara penurunannya menjadi yang terbesar dalam enam tahun terakhir untuk periode Maret-September.
Tren penuruan terus berlanjut hingga pencatatan pada Maret 2018. Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin menyusut lagi 0,38% menjadi sebesar 3,615 juta jiwa atau sekitar 7,45% dibandingkan 7,83% pada September 2018.
Sebagai salah satu langkah menggenjot angka penurunan warga miskin, Gubernur Ridwan Kamil menginisias berbagai program strategis yang menyasar kelompok-kelompok masyarakat membutuhkan. Satu di antara sekian banyak program itu ialah Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera).
Secara sederhana, program ini merupakan pemberian kredit kepada mayarakat tidak mampu yang ingin mendapatkan permodalan dan dapat diproses di tempat-tempat ibadah seperti masjid atau kelenteng. Pinjaman ini diberlakukan tanpa agunan kepada calon-calon penerima dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pemerintah.
“Mulai hari ini, warga tidak mampu di Jawa Barat yang butuh kehidupan yang lebih baik sekarang ada kemudahan cukup datang ke masjid atau rumah ibadah sesuai agamanya. Kemudian ada pinjaman tanpa bunga, tanpa agunan,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat peluncuran bjb Mesra di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Selasa (27/11/2018).
Untuk mendukung program bjb Mesra, pada peluncuran tersebut sekaligus diadakan MoU antara Pemprov Jabar, bank bjb, Majelis Ulama Indonesia Jabar, dan Dewan Masjid Indonesia Jabar. MoU tersebut berisi bahwa bank bjb, MUI Jabar, dan DMI Jabar mendukung penuh program bjb Mesra sebagai salah satu program Gubernur Provinsi Jawa Barat dalam membangkitkan ekonomi masyarakat dan para pelaku UMKM di Jabar.
Dengan melibatkan tempat ibadah dalam bjb Mesra, program ini diharapkan tak hanya memberi efek untuk meningkatkan kesejahteraan, tapi juga meningkatkan sisi religius warga. Dia juga berharap, program bjb Mesra ini dapat menekan angka kemiskinan di Jabar hingga mencapai setengahnya.
Sebagai mitra pemerintah, bank bjb dipercaya menjadi lembaga penyalur Kredit Mesra melalui skema kredit bjb Mesra. Hingga akhir 2018, bank bjb menargetkan penyaluran bjb Mesra sebesar Rp4 miliar. Pada tahun depan, target penyaluran diharapkan bisa mencapai Rp124 miliar.
Sebagai regional champion, bank bjb berkewajiban menggerakkan ekonomi umat dan mensejahterakan pelaku UMKM di sekitar rumah ibadah di wilayah Jawa Barat. Selain itu juga dapat membantu mensejahterakan prasejahtera dan menjadi masyarakat yg lebih religius.
Untuk mendapatkan kredit tersebut pemohon yang hendak mengajukan pinjaman dapat mendatangi rumah ibadah setempat untuk meminta pihak rumah ibadah menghubungi bjb. Setelah itu, petugas bjb akan mendatangi rumah ibadah pemohon untuk melakukan sosialisasi Kredit Mesra kepada para jamaah dan pengurus sebelum kemudian pemohon akan diminta untuk menyiapkan berkas-berkas persyaratan yang diperlukan, meliputi KTP, Kartu Keluarga (KK), Surat Nikah, dan Surat Rekomendasi Pengurus Rumah Ibadah.
Para jamaah calon peserta harus membuat kelompok yang terdiri dari minima 5 orang dan maksimal 10 orang. Kelompok ini selain berfungsi sebagai kelompok pembinaan pelatihan, namun juga berfungsi sebagai kelompok penerima pinjaman karena kredit ini bersistem tanggung renteng–tidak dapat diterima langsung oleh perorangan. Sebelum menerima bantuan, kelompok-kelompok yang terbentuk akan menerima pelatihan dari pihak bank bjb.
Jumlah plafon pinjaman yang diberlakukan dalam bjb Mesra mencapai Rp500 ribu hingga Rp5 juta. Para kreditur hanya cukup membayar biaya administrasi sebesar 8% untuk pinjaman dengan tenor pengembalian enam bulan dan 9,5% dengan tenor 12 bulan. Hingga saat ini, bank bjb telah bernegosiasi dengan masing-masing lembaga keagamaan untuk merangkul hingga 62 ribu rumah ibadah sebagai penyalur dan pembina Kredit Mesra.
Bagi pemohon yang berniat mengembangkan usaha, bank bjb tetap memberikan proses pendampingan dan mengecek secara rutin keberlangsungan usaha hingga memberi pelatihan membuat laporan keuangan sederhana. Dengan cara ini, bank bjb tak hanya memberi bantuan akses permodalan dalam bentuk kredit, tapi juga meningkatkan kompetensi literasi keuangan pelakiu usaha tersebut.
“Calon jamaah (debitur) akan dimasukkan ke kelas pelatihan yang modulnya terdiri dari dua topic, wirausaha dan literasi keuangan, dan dinamika kelompok. Harapannya bjb tak hanya memberi bantuan akses permodalan dalam bentuk kredit, tapi juga meningkatkan kompetensi literasi keuangan pelaju usaha tersebut,” kata Direksi bank bjb.
Lewat program ini, selain menambah pinjaman modal untuk usaha, masyarakat juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kemampuan berupa pelatihan manajemen usaha dan pelatihan mengelola keuangan.
bank bjb menargetkan jumlah pengguna Kredit bjb Mesra hingga akhir 2018 bisa sebanyak 2.000 debitur sedangkan target nasabah pada 2019 ditargetkan sekitar 41 ribu debitur. Secara umum, total penyaluran kredit mikro bank bjb per akhir Oktober 2018 sebesar Rp1,8 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 18.154 Number of Account (NOA).
bjb Mesra ini berbeda dengan jenis pinjaman lainnya. Program bjb Mesra dilatarbelakangi fenomena sosial di masyarakat, khususnya daerah yang minim akan akses pembiayaan, sehingga terjerat dengan pinjaman informal dengan bunga yang sangat tinggi.
Setelah diluncurkannya bjb Mesra, diharapkan ekonomi masyarakat terutama masyarakat ekonomi mikro dapat tumbuh dan berkembang memiliki usaha produktif. Selain itu, bisa mengurangi ketergantungan kepada pinjaman informal dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Jabar. **