BANDUNG, PelitaJabar – Pelaksana Harian Inspektur Kota Bandung, Riki Fachdiar Iskandar mengatakan, pencapaian penting dalam pengawasan daerah, dimana nilai Monitoring Center for Prevention (MCP) Kota Bandung mengalami peningkatan signifikan dari 62 pada September lalu menjadi 87,2, dan ditargetkan mencapai 92 pada akhir Desember.
“Capaian ini menunjukkan keseriusan kami dalam memastikan tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan transparan,” ujar Riki saat Rapat Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Daerah Tahun 2024 dengan tema “Pembinaan dan Pengawasan Aktif dalam Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”, Rabu 11 Desember 2024.
Selain itu, Riki mengatakan, inovasi digital untuk memperkuat efektivitas pengawasan merupakan hal yang penting.
“Pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu strategi utama untuk meningkatkan efisiensi pengawasan,” tambahnya.
Namun demikian, Riki juga mengakui adanya tantangan seperti keterbatasan jumlah auditor dan kurangnya kesadaran aparatur terhadap pentingnya pengawasan.
“Dengan kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti BPK dan KPK, kami optimis dapat mengatasi hambatan ini,” tuturnya.
Atas capaian ini, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, memberikan apresiasi. Namun ia menyoroti pentingnya regulasi dan pendataan yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan.
“Kami berharap paradigma baru dalam perencanaan program dapat berfokus pada manusia dan lokasi, bukan hanya sekadar program. Dengan pendekatan ini, dampak nyata dari setiap kebijakan pemerintah akan lebih terasa di masyarakat,” pungkasnya.
Momentum ini penting bagi Pemkot Bandung untuk memperkuat tata kelola pemerintahan, meningkatkan akuntabilitas, dan mendorong pertumbuhan Kota Bandung yang maju berkelanjutan. ***