BANDUNG, PelitaJabar — Satu unit pesawat terpaksa landing darurat karena salah satu mesinnya mengalami kerusakan. Akibatnya, dari 97 penumpang dan crew, dua diantaranya meninggal, 10 luka berat, 3 luka bakar, 4 pingsan akibat menghirup asap, sedangkan 76 lainnya selamat.
Dalam kejadian tersebut diceritakan, pesawat Sangkuriang Air Take off dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai pukul 00.50 UTC (07.50 wib) dengan Estimate Time of Arrival di Bandar Udara Husein Sastranegara pukul 02.03 UTC (09.03 wib).
Sekitar pukul 08.52 wib, pilot melaporkan kepada petugas Bandung Approach, engine pesawat no 1 mengalami kerusakan mesin dan mengeluarkan api. Lalu pilot meminta bantuan request Firefighting ke petugas Bandung Approach pada saat pendaratan.
“Ini adalah kegiatan Full Skill Exercise, latihan dengan skala penuh penanggulangan keadaan darurat di bandara. Latihan ini dilakukan dua tahun sekali, dengan tujuan melatih semua yang terlibat keadaan darurat di bandara , dan mencocokkan sop dilapangan, misal ambulan dari RSHS 30 menit, benar nggak 30 menit, kalau nggak cocok sop nya dirubah sesuai kenyataan dilapangan,” jelas Joko Mudiyatmojo, Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura menjawab PJ.Com usai kegiatan di Sathar 16 Lanud Husein Sastranegara Kamis (4/7).
Dalam kejadian tersebut, selain pihak bandara, juga melibatkan TNI AU Lanud Husein Sastranegara dan Basarnas. Selain itu Beberapa aspek juga mendapat perhatian.
“Selain aspek waktu, skill personil juga menjadi perhatian kita. Jika keadaan darurat, otomatis bandara tutup, penumpang kan nggak bisa berangkat, lalu marah, keluarga korban juga emosi, nah bandara harus bisa melatihnya untuk menghadapi itu semua,” pungkas Joko. Mal