DEPOK, PelitaJabar – Kadisdik Jabar Dedi Supandi bersama Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jabar, Asep Nana Mulyana meresmikan sekolah antikorupsi pertama di Indonesia.
Kadisdik mengungkapkan, Disdik Jabar meraih beberapa prestasi. Pertama, mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai dinas pendidikan dengan pengelolaan dana BOS dan DAK terbaik nasional.
Kedua, ada 39 sekolah baru di Jabar, yaitu 31 swasta dan 8 negeri. Ketiga, Jabar kini memiliki kurikulum khusus, yakni Antikorupsi.
‘Bahkan, dalam presidensial G20 mengamanatkan bahwa kurikulum pendidikan antikorupsi harus dilaksanakan di seluruh sekolah,’ jelas Dedi Supandi disela “Peresmian Sekolah Antikorupsi” di SMAN 6 Depok, Meruyung, Kota Depok, pekan lalu.
Pendidikan antikorupsi nantinya dimasukkan dalam mata pelajaran PPKN 2 jam per minggu. Termasuk menghadirkan praktik-praktik baik.
Dia mencontohkan, siswa membuat video tentang pendidikan antikorupsi. Misalnya, video tentang teman kelasnya yang meminjam pensil tidak dikembalikan. Lalu, ditegur sama siswa yang meminjamkan, namun siswa yang meminjam menyepelekan karena hanya berupa pensil.
‘Tapi, sang peminjam menjelaskan kalau seperti itu merupakan tindakan korupsi,’ tuturnya.
Kejati Jabar, Asep Nana Mulyana mengapreasi Disdik Jabar yang telah melakukan banyak inovasi dan prestasi.
‘Pendidikan antikorupsi adalah hasil kolaborasi bersama Disdik Jabar sehingga menjadi kurikulum pertama di Indonesia,’ tandasnya.
Ia menegaskan, korupsi adalah kejahatan yang sangat serius dan memiliki sanksi berat.
‘Pendidikan antikorupsi ini cikal bakal tumbuhnya kebaikan yang bisa dikembangkan di seluruh tempat (sekolah), terutama Jabar,’ ujarnya.
Sementara Walikota Depok, Mohammad Idris, sekolah pendidikan antikorupsi yang juga disanding dengan kejaksaan negeri ini berinisiasi membangun klinik intoleransi.
‘Ini kebanggaan karena pertama kali di Jabar. Kita tidak ingin hanya sekadar kampanye, tapi benar-benar diinternalisasi kepada anak-anak kita karena merekalah calon pemimpin bangsa dan negara kita,’ pungkasnya.
Peresmian sekolah pendidikan antikorupsi ini dihadiri pula oleh Kepala KCD II, Otin Martini, Kajari Depok, dan Direktur Klinik Pancasila. ***