BANDUNG, PelitaJabar – Kalau ada acara reuni alumni Sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi itu biasa.
Tapi jika reuninya alumni Sekolah Dasar, itu sungguh luar biasa. Apalagi bila sejak lulus hingga beranak cucu tidak pernah ketemu kawan kecil semasa SD. Tentu kejadian lucu, senang, takjub dan haru mewarnai pertemuan itu.
Hal itu pula yang terjadi di acara “Reuni Akbar, Tepang Sono, Nostalgia dan Silaturahmi SDN Muhamad Toha Bandung” pada 18 Desember 2021 lalu, di suatu rumah makan sunda di jalan Soekarno Hatta, Bandung.
Sebagaimana dikatakan Iliiana Arifiyandi yang akrab dipanggil Hendi, salah seorang alumni angkatan 1972, reuni SD baru ada kali ini, dan dihadiri ratusan alumni.
‘Luar biasa. Bangga. spektakuler. Haru. Saya rasa baru kali ini ya reuni alumni SD. Biasanya kan reuni SMA, Perguruan Tinggi atau komunitas. Ini reuni SD lho. Jadi acara reuni alumni SDN M.Toha ini luar biasa’, ujar Hendi bersemangat.
Reuni yang diprakarsai oleh Andini Putri (angk’ 1979), Haris (angk’1974) serta Ruhiyat (guru SDN M. Toha 1970-1996) itu karena pandemi sempat tertunda selama 20 bulan.
Namun meski tertunda, antusiasme para alumni itu tidak surut untuk hadir.
Sebanyak 423 alumni dari berbagai angkatan, latar belakang pendidikan dan pekerjaan, yang rata-rata sudah emak-emak, jadi aki nini, bahkan ada yang sudah jadi buyut pun berdatangan ke lokasi acara reuni.
Dilihat dari kendaraan yang terparkir, mereka berdatangan dari berbagai kota. Ada yang datang sendiri, berpasangan, ramai-ramai 1 mobil, bahkan ada yang diantar anak cucunya karena usianya benar-benar sudah sepuh.
Seperti Dimyat misalnya, laki-laki berusia 82 tahun itu begitu semangat dan nampak senang dan haru hadir ditemani dua cucunya.
Dimyat disambut panitia dan ditempatkan di kursi VIP. Meski langkahnya terlihat gontai dan dipapah cucunya, namun penglihatan, pendengaran dan selera makannya masih nampak bagus. Itu terbukti saat penulis bertanya, Dimyat menjawab dengan baik.
‘Bapak usia berapa.Masya Allah Bapak bisa hadir ya di acara reuni,’ tanya penulis.
’82 tahun Neng. Alhamdulillah. Terima kasih’, jawab Kakek Dimyat sambil menikmati makan siangnya bersama cucu laki-lakinya.
Menurut Andini Putri Ketua Panitia Reuni Akbar, yang hadir di reuni ini memang sengaja tidak dibatasi dengan alumni angkatan tertentu, tapi lintas angkatan.
‘Jadi angkatan berapa sja bisa ikut reuni akbar ini. Dan jangan bilang aki nini ya, karena kita tetap menciptakan suasana serasa masih SD. Jadi yang ada adalah senior dan junior’, kelakar Andini di tengah hiruk pikuk acara.
Andini menambahkan, dari 423 alumni yang hadir itu terdiri atas 17 angkatan. Angkatan tertua yang hadir adalah dari angkatan 1959 dan angktan termuda dari alumni angkatan 1977.
Acara reuni yang ditandai dengan pemberian penghargaan kepada para guru-guru melalui suatu prosesi tari persembahan, membuat suasana larut dalam keharuan mendalam.
Usai acara persembahan kepada guru, dilanjut dengan foto bersama guru dan tiap angkatan alumni.
Mata Ruhiyat, 78 tahun, mantan guru kesenian dan Kepala sekolah SDN Muh. Toha nampak berkaca-kaca saat Andini usai menyanyikan lagu nostalgia, memeluk dan membisikkan rasa terima kasihnya kepada Ruhiyat atas segala pengajaran yang telah diberikan.
‘Terima kasih Bapak Guru. Bapak sudah mengajari saya membaca dan memberi banyak ilmu. Tak dapat kami membalasnya’, bisik Andini penuh keharuan.
Tak kalah dengan Andini, Syafril 72 tahun (angkatan 1962) penasehat acara Reuni Akbar menyumbangkan suara emasnya dengan lagu lawas “I’ve been Away too Long”.
Meski sudah gaek, suaranya begitu memukau para alumni dan mengundang applus meriah.
Nampak begitu rindunya para alumni, dengan mengenakan dress code masing-masing angkatan tak ayal lagi membuat suasana riuh rendah.
“Haiii.. coba tebak siapa saya”.
“Masya Allah.. kok kamu jadi Ndut sih, padahal dulu kamu ceking”.
“Kamu kerja dimana”,
“Punya anak berapa”,
“Masih dinas apa sudah pensiun”.
itulah sapaan dan celotehan para alumni yang sempat mampir di telinga penulis.
Sementara itu secara terpisah Ruhiyat, yang termasuk salah seorang pemrakarsa acara reuni akbar, sebagai alumni guru SDN M.Toha bersama guru-guru lainnya ingin agar para alumni ini agar tidak putus silaturahminya hendaknya dirangkul dalam suatu wadah organisasi.
‘SDN M.Toha selain bangunannya jadi situs Kota Bandung karena peninggalan Zaman Belanda, banyak berprestasi di bidang seni budaya dan bidang lainnya, saya harap perlu ditindaklanjuti dengan membentuk organisasi ikatan alumni,’ jelas Ruhiyat mengungkapkan impiannya.
Tak hanya hanya Ruhiyat, impian yang sama juga diharapkan oleh Pepen (guru aktif SDN M.Toha), Syafril (Oteng), Hendi, Haris serta para alumni lainnya.
Suara dan aspirasi itu tentu saja bagi Andini Sang Ketua Panitia, adalah suatu hal yang memang perlu ditindaklanjuti.
‘Insya Allah ke depan berangkat dari Reuni Akbar ini, alumni yang hadir akan dijadikan database pembentukan ikatan alumni SDN Muhamad Toha Bandung agar silaturahmi antara alumni dengan alumni, antara alumni dengan guru dan sekolah tetap terjalin, ‘ tandas Andini yang diamini oleh Hendi dan Oteng serta rekan alumni lainnya. *** Siti Sundari