PERNAHKAH anda mendengar Pulau Galang, yang memiliki sejarah di Indonesia?
Sebelum kita mengupas lahirnya daerah tersebut, ada baiknya dimulai dari perjalanan saya ke pulau Batam pada awal Desember 2021. Kunjungan saya tersebut, dalam rangka studi banding dan memenuhi salah satu syarat sebagai mahasiswa STIE-STEMBI yang mewajibkan membuat karya wisata.
Setelah sampai di Batam, saya mengunjungi ke Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam untuk studi banding mengenai rencana ketenagakerjaan mikro, yang merupakan bidang baru dinas ketenagakerjaan Kab Bandung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah mendapatkan informasi seputar ketenagakerjaan di Kota Batam, hari kedua mengunjungi jembatan yang cukup terkenal, yakni Jembatan Balerang, dimana jembatan tersebut menghubungkan 5 pulau, salah satunya pulau Galang.

Jembatan ini merupakan peninggalan BJ Habibie saat menjadi penguasa otorita Batam.
Menarik untuk diceritakan, pulau Galang ini memiliki sejarah panjang terkait perang Vietnam yang terjadi antara tahun 1960 1970.
Lalu PBB melalui UNHCR membangun Pulau tersebut, dengan tujuan untuk menampung pungungsi dari Vietnam, karena perang saudara antara Vietnam utara dan selatan.
Para pengungsi yang dikenal dengan manusia perahu ini, mengarungi lautan menuju negara negara Asia, salah satunya Pulau Galang.
Namun karena jumlahnya cukup banyak, sehingga melebihi kapasitas perahu, akibatnya banyak dari mereka tidak selamat sampai tujuan. Bisa jadi tenggelam dan lain lain.
Pengungsi ini lama kelamaan akhirnya tidak terkenadali, akibatnya banyak pengungsi yang berceceran, sehingga jumlahnya sampai ratusan ribuan jiwa,
Pulau Galang dibangun dengan berbagai fasilitas. Berkat kepiawaian pak Suharto melobi PBB saat itu, sehingga para pengungsi ini mendapat pelatihan dan pendidikan untuk disalurkan ke beberapa negara yang membutuhkan.
Semua berjalan lancar, petugas dari PBB, dari Indonesia, bahu membahu sampai akhirnya semua pengungsi habis diserap oleh negara negara untuk penghidupan, seperti australia.
Pada 1990 an, akhirnya Pulau Galang ditutup sebagai pulau pengungsi Vietnam. Banyak peninggalan yang bisa kita saksikan saat ini, mulai dari bangunan, rumah sakit, tugu dan banyak lainnya. Salah satunya dengan dibangunnya museum, yang berisi dokumen dokumen para pengungsi vietnam.

Dari Pulau Galang, kami menelusuri salah satunya jembatan Balerang dan monumen Tugu Balerang.
Setelah itu, Kami kembali ke hotel makan siang, istirahat, lalu makan malam di salah satu restoran Bay City, dekat pelabuihan menuju singapura. Karena saat itu kondisi pandemi covid, kami tidak diijinkan kemanapun, jadi tetap di Batam.
Lalu kami mengitari beberapa mall disana, melihat lihat barang barang. Ternyata, harga elektronik di Batam, tidak beda jauh dengan di kota kota lainnya. Berbeda saat Batam masih menjadi otorita khusus yang dibebaskan bea masuk.
Wisata di Pulau Galang
Jika anda ingin merasakan sensasi wisata misteri, tepat untuk berkunjung ke Pulau Galang. Diantara sisa-sisa kehidupan para pengungsi berupa bangunan fasilitas, dan monumen kemanusiaan di Kampung Vietnam, bisa anda rasakan.
Selain itu, Pulau Galang juga memiliki objek andalan lainnya, yakni Pantai Melur dengan panoramanya yang cantik. Anda juga bisa mencoba air laut yang biru jernih dengan pasir putih di sana.
Untuk mencapai Pulau Galang dan Pantai Melur, bisa menggunakan mobil atau motor. Dari Bandara Hang Nadim, menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam saja.
Bagaimana, berminat mampir ke Pulau Galang dan mengintip sisa-sisa kehidupan warga Vietnam dan misteri yang bersembunyi di baliknya?