BANDUNG, PelitaJabar – Beberapa sekolah mulai mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Salah satunya, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 22 Bandung yang menjadi salah satu sekolah piloting PTM terbatas di Kota Bandung.
Kepala SMAN 22 Bandung, Hadili mengatakan, simulasi PTM terbatas dilakukan seminggu, sejak tanggal 2 hingga 9 Juni 2021, bertepatan dengan jadwal penilaian akhir tahun (PAT).
Mekanisme yang diterapkan, antara lain mewajibkan seluruh peserta didik dan guru menerapkan protokol kesehatan, membatasi ruang kelas maksimal 18 siswa, dan waktu pembelajaran menjadi lebih singkat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Simulasi di hari pertama kita lakukan untuk kelas X yang belum pernah duduk langsung di bangku sekolah,” ujar Hadili saat ditemui di sekolah, Jln. Rajamantri Kulon No.17A, Kota Bandung, Selasa (08/06/2021).
Selain itu, kesiapan SMAN 22 Bandung pun terlihat dari sudah dilakukannya vaksinasi tehadap semua guru dan tenaga pendidik.
“Semua guru sudah divaksinasi. Jika ada guru yang sakit, kita akan ambil kebijakan untuk work from home (WFH). Intinya, jangan sampai ada guru yang sakit memaksa datang ke sekolah,” ucapnya.
Tantangan yang dihadapi, menurutnya, adalah meyakinkan orang tua. Sekolah tidak akan memaksa siswa mengikuti simulasi jika tidak mengantongi izin orang tua.
Setelah sosialisasi secara virtual, Hadili mengaku, izin orang tua berangsung-angsur meningkat.
“Awalnya hanya ada 1 siswa, sekarang sudah ada 11 siswa,” katanya.
Pihak sekolah pun memberikan reward kepada para siswa berupa alat pelindung diri (APD) protokol kesehatan, seperti masker, sarung tangan, dan alat tulis.***