BANDUNG, PelitaJabar — Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) Bandung terus berusaha meningkatkan daya literasi warganya. Survei menunjukkan, tingkat literasi di Indonesia masih terbilang rendah.
“Dan kemampuan (literasi) itu harus diasah sejak kecil, orang tua harus mengenalkan anak pada buku,” jelas Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Kearsipan pada Dinas Perpustakaan dan Kerarsipan (Dispusip) Kota Bandung, Neti Supriati dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa (2/4).
Anak sejak dini sebaiknya mulai diperkenalkan dengan buku bergambar. Mereka bisa jadi tidak memperhatikan tulisannya, namun akan tertarik dengan gambar-gambar di buku anak-anak.
“Kalau sudah suka dengan buku-buku bergambar, nanti bertahap ke buku-buku yang lain. Yang penting suka dulu,” katanya.
Neti menyebutkan, setidaknya ada tiga hal yang bisa mempengaruhi masyarakat untuk gemar membaca. Pertama adalah akses terhadap sumber bacaan.
Dispusip kerap bekerja sama dengan komunitas-komunitas yang tersebar di masyarakat untuk mengelola taman bacaan di tingkat wilayah.
Ada 14 taman baca berbasis masyarakat yang menjadi mitra Dispusip Kota Bandung. Taman baca ini bisa mendekatkan warga dengan buku.
Faktor kedua adalah ketersediaan sumber bacaan. Keberagaman dan jumlah judul buku menjadi hal yang amat penting. Dispusip telah menyediakan 94.180 eksemplar buku dengan 34.444 judul yang terbagi ke dalam 10 kategori.
“Ketiga adalah pemahaman. Masyarakat harus mengerti bahwa membaca itu penting. Itulah makanya kita harus terus mengedukasi mereka,” imbuhnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk senantiasa memanfaatkan fasilitas buku dan mengajak anak agar gemar membaca. Mal