BANDUNG, PelitaJabar – UIN Sunan Gunung Djati menggelar peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kementerian Agama RI bertajuk “Indonesia Rukun” secara virtual melalui YouTube dan Instagram, Selasa (05/01/2021).
Dalam kegiatan tersebut, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si memberikan penghargaan Satyalancana Karya Satya kepada 129 PNS.
Rinciannya dengan masa bakti 10 tahun 62 orang, 20 tahun 48 orang dan 30 tahun 19 orang yang secara simbolis diwakili oleh Prof. Dr. H Rachmat Syafei, MA (30 tahun), Dr. H. Ujang Saefullah, M.Si (20 tahun), Dr. H. Dindin Jamaluddin, M.Ag (10 tahun).
Sebagai pembina upacara, Rektor mamaparkan pentingnya toleransi antar ummat beragama.
“Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia.” ujar Menag seperti yang dibacakan Rektor,” ucap Rektor membacakan sambutan Menteri Agama.
Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan karya bersama para Tokoh Agama, para Menteri Agama dan aparatur Kementerian Agama dari masa ke masa. Tanpa toleransi, tidak ada kerukunan. Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama.
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengingatkan tentang semangat Kementerian Agama baru dan semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama. Semangat Kementerian Agama baru itu dapat diterjemahkan diantarnya manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik.
“Termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan,” tegasnya.
Kedua, penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan.
Ketiga, persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan.
“Saya mengajak kita semua mari mengedepankan akal sehat dan hikmah, kebijaksanaan dalam menyikapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan saat ini maupun di masa-masa yang akan datang,” tandasnya. Mal