BANDUNG, PelitaJabar – Diduga selewengkan dana ummat, netizen ramai-ramai ‘menyerbu’ Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan melayangkan beragam komentar miring di jagat maya.
Seperti akun @Yongkiesz dia menyindir petinggi ACT yang hidup mewah.
‘Pengurusnya naik Alphard, donaturnya naik angkot,’ bebernya di laman instagram.
Sedangkan akun @kumis_jendral bahkan menulis cukup pedas.
‘Sedekah dan iming-imingnya lewat dalil Allah.. maka tidak layak mereka digaji dengan uang donasi’.
Sementara akun @syah.rezafar menulis tentang transparansi.
‘Perkara ikhlas mah ikhlas, tapi yang jadi soal ini kan dana publik untuk kepentingan sosial, tetap harus dipertanggungjawabkan,’ sebutnya.
Namun ada juga yang meyakinkan untuk tetap percaya kepada yayasan sosial. Dia menyebutkan masih banyak relawan yang sukarela bantu orang saat bencana.
‘Semoga terus berbenah,’ tulis akun @ardian.
Akun bungafairuz lebih bijak. Menurutnya yang penting niat menyumbang sudah dicatat oleh Allah Swt.
‘Meski uang yang pernah kalian sumbangkan tidak sampai sebagaimana mestinya, yang jelas niat kita sudah sampai di Allah. Itu sudah masuk hitungan Allah. Lepas kemanapun harta tersebut, bukan urusan kita, itulah namanya ikhlas. Semoga lembaga apapun yang mempunyai visi misi kemanusiaan, lebih amanah lagi, Aamiin’.
Seperti diketahui, dugaan penyalahgunaan dana yang dilakukan oleh para petiggi ACT, bermula adanya aliran dana dari PT Hydro milik ACT pembelian beberapa rumah dan mobil untuk keperluan pendiri ACT Ahyudin.
Sejak 31 Januari hingga Oktober 2019, tercatat terdapat sepuluh kali transfer dengan nilai Rp 2,86 miliar.
Seperti ditulis Tempo.co, penyelewengan juga terjadi di beberapa daerah, salah satunya pada program Lumbung Ternak Wakaf di Blora, Jawa Tengah, yang dikelola Global Wakaf Corporation yang terafiliasi dengan ACT.
Selain itu, dugaan penyelewengan dana juga terjadi pada proyek pembangunan sekolah yang dananya bersumber dari Boeing sebagai konpensasi para korban yang mengalami kecelakaan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610 yang jatuh pada 29 Oktober 2018.
ACT mendapat aliran dana sekitar Rp 135 miliar dari Boeing untuk membangun 91 sekolah. Pembangunan sekolah itu merupakan bagian dari kompensasi Boeing kepada keluarga korban kecelakaan pesawat.
Akibat sebagian uang Boeing tersebut diduga digunakan untuk menutup pembiayaan program Aksi Cepat Tanggap lainnya, sehingga pembangunan sekolah sempat tersendat.
Menanggapi hal itu, Presiden ACT Ibnu Khajar, menyampaikan permohonan maaf. Sebagai lembaga kemanusiaan global, dengan kiprah di 47 negara dan sepanjang tahun 2020 telah melakukan 281000 aksi, ACT merasa perlu mengklarifikasi.
Pihaknya sejak Januari 2022, ACT telah melakukan restrukturisasi organisasi.
“Selain mengganti Ketua Pembina ACT, dengan 78 cabang di Indonesia, serta 3 representative di Turki, Palestina dan Jepang, ACT melakukan banyak perombakan kebijakan internal. Ini penting untuk mendorong laju pertumbuhan organisasi,’ paparnya saat konferensi pers di kantor ACT di Menara 165, Jakarta Selatan Senin 4 Juli 2022.
Terkait fasilitas yang didapatkan, Ibnu menegaskan sudah ada penyesuaian sejak restrukturisasi Januari lalu.
Seluruh kendaraan Dewan Presidium ACT adalah INNOVA. Kendaraan tidak melekat pada pribadi, melainkan bisa digunakan untuk keperluan operasional tim ACT.
‘Sebelumnya, rata-rata biaya operasional termasuk gaji para pimpinan pada tahun 2017 hingga 2021, adalah 13,7 persen. Rasionalisasi pun kami lakukan untuk sejak Januari 2022 lalu. Insyaallah, target kita adalah dana operasional yang bersumber dari donasi adalah sebesar 0 persen pada 2025. Namun tentu perlu ikhtiar dari masyarakat sehingga bisa melakukan distribusi bantuan sebaik-baiknya,’ pungkasnya. ***