Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, kita tentu khawatir terjangkit/terinfeksi virus corona, apalagi bagi kelompok rentan yang berisiko mengalami dampak penyakit ini. Agar kita dan keluarga bisa lebih tenang dan terjaga dari ancaman virus corona, selain melakukan pencegahan penularan, penting juga bagi kita melakukan tes agar bisa mendeteksi ada atau tidaknya virus corona di dalam tubuh kita.
Saat ini, ada metode yang bisa dilakukan untuk mendeteksi virus corona, salah satunya dengan swab test.
Dalam bahasa Indonesia, istilah asing swab test memiliki padanan kata uji usap. Bagaimana uji usap ini dilakukan dan bagaimana tenaga medis bisa mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus corona?
Melansir emc.id, uji usap dilakukan dengan mengambil sampel cairan atau lendir di tenggorokan dan hidung. Tenaga medis akan memasukkan alat seperti cotton bud dengan ukuran yang lebih besar ke pangkal tenggorokan dan hidung. Kemudian, alat swab ini dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup.
Spesimen ini selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR. PCR adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dimiliki virus. DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin.
Kemudian, dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 sebagai template. Jika cocok maka pasien yang diambil sampel lendirnya positif terinfeksi Covid-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi Covid-19.
Jika kita mengalami berbagai gejala utama infeksi virus corona, seperti demam di atas 38°C, batuk atau sesak napas, dianjurkan segera melakukan uji usap. Sumber http://disdik.jabarprov.go.id ***