BANDUNG, PelitaJabar – Geliat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2020 yang bakal berlangsung di Papua semakin terasa aromanya. Di saat daerah lain terus berkemas dan berbenah diri menghadapi kejuaraan empat tahun sekali ini, pemerintah Provinsi Jawa Barat malah terkesan “dingin”.
Dukungan pemerintah Jawa Barat terkesan “Adem Ayem”. Bahkan atlet muda belia yang baru saja merebut medali emas di Sea Games Manila Philipina Windy Cantika sempat mengharapkan turunnya orang nomor satu di Jawa Barat untuk memanaskan persiapan PON.
“Disaat daerah lain mengikuti jejak Jabar, malah Jabar nya cuek,” kata mantan atlet Karate Dr. N Nurosi Nurasjati, SPd. MPd
Saat masih jadi atlet karate, dirinya merasakan betul bagaimana persiapan menghadapi PON.
“KONI dan perangkat pemerintah Provinsi bersama Gubernurnya turun bersama-sama mempersiapkan para atletnya. Bahu membahu dan saling mengisi satu sama lainnya. Baik Koni dan pak Gubernur konsen sekali mempersiapkan atlet. Kami-kami ini sebagai atlet malu jika tidak berlatih serius,” ucap Rosi atlet karate kelas kumite -53 kg ini.
Sebagai mantan atlet Jawa Barat, dia pernah memberikan prestasi untuk Jawa Barat. Pada PON tahun 1989, 1993 dan tahun 1996 dengan menyumbang 4 medali emas dan 1 perunggu. Lalu pada 1995 dan 1997 mempersembahkan dua medali emas tingkat Asia. Terakhir sebelum konsen menjadi pelatih, pemegang DAN VI Karate Lemkari ini juga memberikan medali perak Asian Games 1994, medali perak pada Kejuaraan Dunia 1994.
“Sebagai orang Jawa Barat saya merasa sedih melihat teman-teman atlet Provinsi lain seperti Sumut, Jatim dan DKI Jakarta selalu men-share foto-foto mesra mereka dengan Gubernurnya. Tapi, saya jarang melihat atlet Jabar dikunjungi pak Gubernur saat berlatih. Kenapa Gubernur Jabar belum perhatian ya,” ujar Rosi yang sekarang menjabat Asisten Deputi Olahraga Prestasi Daerah di Kemenpora.
Saat ini, olahraga sudah menjadi trend dunia.
“Kalau mau trend olahraga di Jawa Barat, harus dibina, diasuh, diperhatikan dan dikembangkan. Dua hal yaitu Gubernur selaku pemerintah dan KONI sebagai lembaga tehnisnya duduk berdampingan. Ini juga dilakukan di Kemenpora, tidak bisa sendiri-sendiri. Termasuk mempersiapkan atlet ke arena PON,” pungkasnya. Joel