GUNA menyamakan persepsi terkait implementasi Kurikulum Merdeka tahun 2022/2023 dan penyusunan perangkat ajar Kurikulum Merdeka pada jenjang SMK di Provinsi Jawa Barat, Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMK Dinas Pneididkan Jawa-Barat mengikuti workshop di Grand Sunshine Resort and Convention Soreang, Kabupaten Bandung, akhir Mei 2022 lalu.
Kegiatan diikuti 115 orang (15 panitia dan fasilitator serta 100 orang peserta).
Workshop dibuka Drs. H. Nanang Yusuf Nurdin, M.Pd. yang menyampaikan TPK SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat adalah tim yang terbentuk dari hasil seleksi Bidang PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut:
- Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 mengenai Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 mengenai Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 mengenai Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 mengenai Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022 mengenai Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
- Keputusan Kepala BSKAP No. 008/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
- Keputusan Kepala BSKAP No. 009/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
- Keputusan Kepala BSKAP No. 24/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Konsentrasi Keahlian SMK/MAK pada Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menguatkan atau “menyempurnakan” Kurikulum 2013, tetapi dua-duanya memiliki kesamaan, yaitu berbasis pada kompetensi.
Penguatannya adalah dari penataan dokumen dan proses pembelajarannya yang memperlakukan peserta didik secara adil, sesuai dengan minat, bakat, kompetensi, dan gaya belajar siswa.
Selain itu, Nanang juga mengungkapkan diantaranya :
- Sekolah menengah kejuruan di Jawa Barat diarahkan untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, baik mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
- Asesmen diagnostik disesuaikan namanya menjadi Asesmen Awal Pembelajaran yang terdiri dari kognitif dan nonkognitif.
- Nilai akhir rapor di sekolah menengah kejuruan hanya diambil dari nilai sumatif. Selain itu, Projek Penguatan Profil Penguatan Pancasila (P5) dilaksanakan terintegrasi pada tiap mata pelajaran.
- Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, yaitu: a) Pembelajaran berbasis project untuk mengembangkan softskill dan karakter; b) Fokus pada materi esensial; c) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level). 5. Profil Pelajar Pancasila sebagai acuan mengembangkan kurikulum, termaktub dalam beberapa standar dan berapa dimensi yang dikembangkan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri).
Selama 3 hari, Tim Pengembang Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat menerima materi mengenai Kebijakan dan Implementasi Kurikulum Merdeka secara holistik.
Narasumber diantaranya Dr. Yogi Anggraena, M.Si. (Koord. Pengembangan Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek RI), Yoga Yulianto, S.Pd. (Direktorat SMK Kemendikbudristek RI), Lismaryani Bertin, M.Pd.I. (Pengawas SMK), Deden Suryanto, M.Pd. (Kepala SMKN 1 Subang), Drs. Supriyanto, M.M. (Guru SMKN 9 Garut), Darso, M.Pd. (Guru SMKN 2 Bandung).
Dr. Yogi Anggraena, M.Si. menyampaikan, sebanyak 6.863 SMK telah mendaftar untuk Kurikulum Merdeka. Ada 3 pilihan untuk sekolah dalam mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Merdeka Belajar, Merdeka Berubah, dan Merdeka Berbagi.
Perbedaan antara implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Berbagi adalah Merdeka Belajar, kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum 2013, tetapi mengimplementasikan ruh Kurikulum Merdeka.
Misalnya, pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengimplementasikan pembelajaran berbasis project, asesmen awal pembelajaran (diagnostik), formatif, dan sumatif. Asesmen formatif (assessment for learning) juga sangat penting sebagai upaya peningkatan dan perbaikan capaian pembelajaran peserta didik.
Menurutnya, Kemendikbudristek RI memberikan dukungan strategi kepada seluruh sekolah di Indonesia yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui Seri webinar, Pusat layanan bantuan, Platform Merdeka Mengajar, Komunitas belajar, Narasumber berbagi praktik baik serta Kerja sama dengan mitra pembangunan.
Akhirnya, pada 1 Juni 2022 pukul 10.00 WIB, Workshop Kurikulum Merdeka bagi SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat ditutup Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jawa Barat, Drs. Edy Purwanto, M.M. ***