BANDUNG, PelitaJabar – Disaat sektor lain bertumbangan saat pandemi, dunia perbankan malah tumbuh signifikan. Begitupun dengan bank bjb, berkat transaksi perbankan digital dengan pemasaran produk melalui internet, menjadikan transformasi digital bank plat merah itu berjalan pesat.
Hal ini terbukti dengan capaian fee based income bank bjb dari transaksi digital terus bertumbuh sejak 2019 hingga saat ini. Pada Juli 2019, fee based income bank bjb mengalami pertumbuhan sebesar 29,04% year on year. Pertumbuhan tersebut terus meningkat sehingga mencapai lebih dari 50% pada pertengahan 2021 ini.
“Banyak sektor industri lain saat ini menderita, tapi perbankan masih berada dalam kondisi cukup sehat, bahkan ada yang tetap tumbuh positif. Hal ini didorong oleh transformasi digital yang banyak dilakukan oleh bank, termasuk BPD (Bank Pembangunan Daerah), walaupun resources-nya tidak sebesar BUMN,” papar Deputy Chairman MarkPlus, Inc, Taufik saat webinar “Marketeers Goes to Bank : Digital Marketing Transformation in Banking Industry” yang diselenggarakan via zoom, Rabu (15/09/2021).
Direktur IT, Treasury & International Banking bank bjb Rio Lanasier mencontohkan, pada 2019 bank bjb meluncurkan campaign Pasar Nga-Digi yang memungkinkan berbelanja ke pasar dari rumah. Sistem pembayaran dengan QRIS.
“Hal tersebut sudah diujicoba di beberapa pasar di Kota Bandung, oleh karenanya saat pandemi melanda, kita tinggal melakukan penyesuaian pola. Kami juga menyesuaikan fokus perusahaan untuk mendorong financial inclusion lewat digitalitasi perbankan,” ungkap Rio.
Dikatakan, bank bjb senantiasa belajar dari kondisi krisis, termasuk krisis keuangan 1998, kini pandemi Covid-19.
“Kami sudah siap sebelum ini tiba. Banyak penerapan inovasi digital yang telah dilakukan. Salah satu momen yang paling berpengaruh itu pada saat peluncuran transaksi non-tunai melalui QRIS bank bjb, sehingga warga bisa berbelanja secara mobile dengan e-wallet mereka. Hal ini sangat membantu performance bank bjb pada 2020-2021,” pungkasnya. ***