BANDUNG, PelitaJabar – Meski mendapat banyak dukungan terhadap program Braga Bebas Kendaraan atau kini dikenal dengan Braga Beken, namun ada juga sebagian masyarakat yang merasa keberatan. Pasalnya, selain mata pencahariannya sebagai tukang parkir hilang, warga mengaku susah keluar masuk kendaraan saat hendak pergi maupun pulang.
“Memang ada gang, namun terkendala karena kiri kanan ada motor, jadi mau masuk motor juga susah, takut tergores. Kalau di jembatan susah juga karena ada besi, jadi kami susah mau kerja ataupun mau pulang,” beber Elan, saat ditemui di jalan Braga usai pencanangan Braga Beken, Sabtu (04/05/2024).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pria yang juga berprofesi sebagai ojol ini adalah belum jelasnya jalan Braga mau dibuat seperti apa. Jika hanya dikosongin dari kendaraan, menurutnya tidak ada arti.
“Minimal buat warga harus ada akses jalan keluar masuk, ini harus dipikirkan juga oleh pemerintah. Lalu kedua, kata saya mah lebih bagus kayak dulu, ada kuliner kiri kanan, jadi bagus buat pertumbuhan ekonomi, kalau begini saja buat apa, buat makan saya juga ga ada,” ucapnya.
Namun dia sendiri mengaku mendukung Braga Beken, namun harus diijinkan berjualan misalnya seperti cullinary night.
“Kami mendukung Braga Beken, apalagi kalau diadakan kuliner lebih bagus. Kedua toko toko kelihatan sepi, kan saya juga tukang parkir, nah sekarang sepi, jadi ga ada tamu. Aslinya, yang pejalan banyak, masuk toko, cafe. Memang hanya weekend, tapi kan kasihan juga yang lain seperti tamu hotel juga ga bisa keluar masuk, karena akses masuk jalan Braga cuma satu, trus parkirnya lumayan jauh,” tambahnya.
Meski hanya dua hari Sabtu-Minggu, namun bagi pria yang tinggal di seputar Braga lebih dari 39 tahun ini, merasa kehilangan mata pencaharian.
“Memang cuma dua hari, tapi bagi kita yang punya keluarga juga jadi hilang, dua hari itu bermanfaat. Parkir memang bisa didepan, tapi kan disana juga ada tukang parkir lagi. Ada dari Dishub Kota Bandung menjanjikan saya akan dialih ke kawasan lain, pas ditanya eh orangnya menghilang ga tahu kemana,” katanya bernada kesal.

Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, pencanangan Braga Beken ini, akan terus ditinjau termasuk mendengar masukan-masukan dari berbagai lapisan masyarakat.
“Sesuai hasil evaluasi, memang ada beberapa masukan ya, intinya bahwa Braga Beken ini harapan kita menjadi salah satu ikon dari sekian banyak ikon di kota Bandung. Lalu bagaimana konteks pemberdayaan masyarakat sekitar juga bisa dilibatkan tentunya untuk aktivitas ekonomi,” papar Bambang usai rapat evaluasi yang dihadiri Forkopimda, Ketua DPRD, Kepala OPD, PHRI, Akar, Bjb dan tokoh masyarakat setempat.
Karena itu, Braga Beken akan dimeriahkan oleh berbagai kesenian termasuk musik kontemporer, tradisional sunda, dan banyak lagi lainnya.
“Kami akan terus lakukan evalusi, dan tentunya Braga Free Vehicle ini akan memberi dampak pada dunia pariwisata,” pungkasnya. ***