SUKABUMI, PelitaJabar — Ke-600 desa berkembang dan tertinggal penerima wifi gratis ini tersebar di 27 kabupaten/kota. Desa-desa ini, merupakan usulan warga Jabar yang disampaikan langsung ke media sosial Gubernur.
Melalui sistem Jabar Digital Service yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika, usulan tersebut disaring dengan mengintegrasikan data yang dimiliki Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pendidikan, dan Dinas KUK Jawa Barat. Hasilnya 600 desa berkembang dan tertinggal dinilai layak mendapat sambungan wifi.
“Adanya konektivitas ini, membuka ruang komunikasi antara pemerintah dan masyarakatnya secara langsung sekaligus membuka akses ke dunia luar untuk peningkatan perekonomian masyarakat desa,” jelas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Setyaji, Minggu (14/4).
Dalam penerapannya di 27 kabupaten/kota, Pemprov Jabar akan melibatkan relawan yang merupakan ahli teknologi informasi dan komputer (TIK), serta pendamping desa untuk bersama-sama memelihara fasilitas desa dan memanfaatkannya secara optimal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Jawa Barat Dedi Supandi memastikan pendampingan yang dilakukan guna menjamin informasi yang dibuka hanya yang positif dan produktif.
“Pemprov Jabar aktif membuka peluang kerja sama dengan pihak eksternal dan start up, semisal Edubox dan Teachcast with Oxford, yang menyediakan konten mendidik dan informatif,” ujar Dedi.
Desa Digital di 600 desa ini melengkapi program hampir serupa yang pernah dilakukan yakni Kampung Perikanan Digital bersama e-fishery. Kampung ini telah dluncurkan di Desa Puntang, Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu.
Diharapkan lebih banyak desa digital di Jabar yang menyesuaikan potensi masing-masing desa, sehingga menjadi etalase atau percontohan inovasi teknologi yang disinergikan dengan potensi desa. Mal