DEPOK, PelitaJabar – BKKBN bersama mitra DPR RI Komisi IX Wenny Haryanto kembali melakukan kampanye percepatan penurunan stunting. Kali ini diberikan kepada warga Kecamatan Cipayung Kota Depok di GDC lantai 1, Pancoran Mas, Senin, 27 November 2023.
Wenny Haryanto mengungkapkan tahun 2045 Indonesia akan mendapat bonus Demografi.
“Bonus demografi adalah ketika 70 persen penduduk Indonesia dengan rentang usia 15-64 tahun dalam usia produktif,” beber Wenny.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun sayangnya kondisi bonus demografi ini berpotensi gagal karena stunting sehingga manusia produktif diusia tersebut berkurang.
“Ada 6 sasaran pencegahan stunting, saat hamil konsumsi tablet penambah darah, penuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, lakukan imunisasi dasar lengkap, berikan ASI ekslusif selama 6 bulan, biasakan perilaku hidup sehat dan Pantau pertumbuhan anak dengan membawa ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya dan ukur tinggi badan dan lingkar kepala,” tegasnya.
Sementara Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan DP3AP2KB Depok, Wachyu Nursani Eka, SKM menjelaskan, informasi Kota Depok saat ini angka stuntingnya mencapai 12,6 persen.
Angka ini merupakan nomor dua terendah se-jawa Barat dan nomor lima terendah se-Indonesia.
“Meskipun demikian Pemkot Depok berusaha agar bisa zero stunting,” papar Eka, sapaan akrabnya.
Dia berpesan kepada ibu hamil, salah satu cara mencegah stunting jangan sampai mengalami KEK atau Kekurangan Energi Kronis.
“Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dipicu oleh stres infeksi virus, gangguan sistem kekebalan tubuh atau ketidakseimbangan hormon”, tambahnya.
Eka pun mengingatkan kepada ibu rumah tangga jika anak Balita nya suka makan namun tidak gemuk-gemuk atau selama 3 bulan berturut-turut tidak bertambah berat badannya padahal suka makan maka segera bawa ke posyandu.
“Segera bawa ke Posyandu untuk diperiksa,” pesan Eka.
Senada, Penata KKB ahli madya BKKBN Jawa Barat, Mia Wahidin,SKM, Mars mengungkapkan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak pada usia 0 sampai 1000 hari pertama kehidupan (HPK) karena dua hal.
“Pertama Kekurangan energi atau gizi kronis dalam jangka waktu yang lama bisa bulanan atau tahunan, dan kedua Infeksi yang berulang. Dua hal ini bisa saling mempengaruhi satu sama lain,” ucapnya.
Ketika anak infeksi maka anak kekurangan energi karena asupan gizi yang dia peroleh itu akan digunakan untuk melawan infeksi atau untuk melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh.
“Jadi tujuan makan ketika anak sakit adalah untuk sehat bukan untuk bertambah tinggi atau menambah berat badannya. Begitu juga sebaliknya ketika anak mengalami kekurangan energi kronis maka anak akan rentan terkena infeksi karena daya tahan tubuhnya rendah,” pungkas Mia. ***