BANDUNG, PelitaJabar – Industri pariwisata Kota Bandung semakin anjlok pasca ditutupnya Bandara Husein Sastranegara pada 2023 lalu untuk penerbangan komersial. Pasalnya, kerugian dialami oleh industri pariwisata mencapai triliunan.

Saat masih beroperasi, bandara Husein melayani dua kali penerbangan dengan membawa wisatawan mancanegara (wisman) Malaysia dan Singapura sekitar 700 orang setiap hari.
“Sebut saja satu wisatawan plus akomodasi dan hotel menghabiskan Rp 1 juta, jika dikalkulasi itu sekitar Rp 1,3 triliun per bulan kita kehilangan income,” ucap Daniel G. Nugraha, S.IP, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jabar usai seminar Front Line Service Profesional and Digital Transformation Navigation Change Embracing Technology yang digagas Universitas Teknologi Bandung di GNP PT INTI, Raby 25 Juni 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, banyak pelaku industri pariwisata termasuk pengusaha hotel, biro perjalanan bahkan UMKM terdampak dari pengalihan bandara Husein ke bandara Kertajati.
“Padahal yang kita harapkan, dibuka aja dua-duanya, berdampingan, tinggal diatur pesawat apa saja yang bisa landing di Husein dan di Kertajati, sehingga potensi kerugian dari dunia pariwisata tidak hilang,” ucap Daniel.
Dia mencontohkan kebiasaan wisman Malaysia yang suka berbelanja di pasar baru Bandung. Malaysia suka belanja ke pasar baru. Sebelum datang ke Bandung, mereka punya list untuk oleh-oleh, kebiasaan ini sama dengan orang Indonesia.
“Bahkan saking banyak transaksi disitu, di pasar baru jadi bahasa melayu, sampai menteri pariwisata mereka ke Bandung, dan belanja, pulangnya bawa oleh-oleh sampai satu truk, sehingga dia membuka pasar yang sama di negaranya bernama pasar Kenanga, pasar baru di Malaysia,” papar Daniel.
Karena itu pihakya mendesak Pemerintah Daerah untuk membuka kembali Bandara Husein Sastranegara.
“Kami ingin bandara husein dibuka kembali, agar pariwisata bisa hidup kembali, dengan begitu ekonomi masyarakat dan industri pariwisata kembali hidup,” tegasnya.
Sementara Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan juga mengusulkan Bandara Husein Sastranegara kembali dibuka.
Masyarakat Jawa Barat selama ini dipaksa menggunakan Kertajati yang letaknya jauh dari pusat kegiatan ekonomi. Akibatnya, justru banyak warga memilih terbang melalui Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.
“Jadi yang perlu dilakukan sekarang adalah buka segera Bandara Husein. Karena dengan segera membuka Husein, maka sektor pariwisata Kota Bandung akan bergerak,” kata Farhan di Balai Kota Bandung, pekan lalu.
Selama ini pasar penerbangan terbesar di Jawa Barat berada di Kota Bandung. Menutup bandara Husein Sastranegara dinilai sebagai keputusan yang tidak masuk akal.

“Dengan ditutupnya Husein dan dipaksa semua orang pindah ke Kertajati untuk terbang, market terbesar untuk penerbangan itu ada di Kota Bandung. Jadi nggak masuk akal kalau bandara Kota Bandung itu ditutup,” tegasnya.
Farhan juga menyoroti beban anggaran yang harus ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Barat akibat kerugian operasional Kertajati yang mencapai lebih dari Rp60 miliar setiap tahun.
Sejak dipindahkannya penerbangan komersial ke Bandara Kertajati pada 2023, Bandara Husein hanya melayani penerbangan militer dan beberapa penerbangan khusus. Sementara Kertajati menghadapi tantangan okupansi, aksesibilitas, dan operasional yang belum optimal. ***