BANDUNG, PelitaJabar — Waktu terus berjalan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, membuat banyak atlet merasa tekanan nadinya semakin kencang. Jantung pun berdegup semakin kencang.
Kegagalan mempertahankan medali emas yang diukir pada PON 2016 selalu menghantui. Seolah-olah akan lepas begitu saja di Papua.
“Ini fakta kang. Lihat saja, atlet yang akan mengikuti BK terakhir 1 Agustus mendatang tidak pernah dikumpulkan untuk melakukan persiapan. Padahal waktu kurang dua Minggu lagi,” kata atlet Nasional tolak peluru Eki Febri Ekawati di sirkuit atletik Padjajaran, Rabu (17/7).
Peraih medali emas Sea Games XXIX 2017 di Malaysia ini melanjutkan, kondisi ini, tidak lazim untuk sebuah hajatan menghadapi BK. Sehingga wajar banyak atlet yang mulai grogi kehilangan medali emasnya di Papua nanti
“Kalau bagi saya mungkin tidak nasalah karena tergabung dengan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) untuk Sea Games di Philipina. Jadi latihan terus jalan. Tapi, bagaimana dengan atlet lain. Kasihan kan. Saya belum melihat pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jawa Barat memanggil atlet untuk persiapan menghadapi BK,” tegas Eki.
Kondisi ini pasti menurut Eki peraih medali emas pada PON XIX 2016 lalu ini, akan berdampak pada tekhnis dan psikologis atlet. Karena persiapan mengambil tiket PON ke Papua, kondisinya parah sekali.
“Jangan salahkan, jika kami tidak mampu memberikan prestasi maksimal. Toh, untuk persiapan pengurus PASI santai saja,” ujar wanita yang lahir desa Cikadu Kuningam 18 Februari 1992 ini.
Eki juga melihat dan memperhatikan kondisi yang terjadi saat ini di dunia olahraga Jawa Barat. Bahkan beberapa waktu lalu juga sempat bertemu dengan ibu Gubernur guna menyampaikan unek-unek para atlet putri terkait persiapan.PON di Papua.
“Ia kang saya bertemu ibu Gubernur guna menyampaikan keluh kesah kami terkait persiapan yang kurang” berdarah” ini. Bayangkan, kami menghadapi multi-event seperti PON tanpa perhatian Pemerintah Jawa Barat,” ucapnya.
Menurutnya, jangankan untuk membeli peralatan latihan, kebutuhan suplement saja, tidak pernah tercukupi.
“Saya menilai pemerintah provinsi masih setengah hati memperhatikan kebutuhan kami sebagai atlet yang akan membela panji-panji Jawa Barat mempertahankanbjuara umum di PON Papua,” pungkas Eki yang memiliki bobot badan 110 kg ini. Joel