BERAGAM komentar pasca demonstrasi besar-besaran, Jumat 29 Agustus 2025, terpampang lebar diberbagai platform dan media sosial.
Kerusuhan di berbagai daerah, menjadi puncak gunung es yang selama ini dipendam rakyat.
Aksi massa dan berakhir ricuh, menjadi bukti, betapa kemarahan rakyat tak terbendung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Imbasnya, tak main -main, berbagai fasilitas, baik umum, dinas dan instansi rusak parah.
Di Jakarta, sedikitnya 7 halte porak-poranda dibakar massa hingga aktivitas MRT dan Kereta Api terganggu bahkan berhenti.
Sedangkan di Bandung Jawa-Barat, massa membakar aset milik MPR yang berada tepat diseberang Sekretariat DPRD Jabar Jalan Diponegoro.
Bangunan ini dulunya pernah dijadikan rumah dinas wakil gubernur, kini hanya tersisa puing-puing.
Sementara di Makassar Sulawesi Selatan, kantor DPRD ludes dilalap si jago merah.
Tak sampai disitu, 60 mobil yang terparkir dihalaman kantor dewan terhormat itu, hangus dibakar oknum massa.
Rentetan peristiwa “memilukan” ini, menjadi tandatanya, benarkah ada campur tangan asing, atau akibat kebijakan pemerintah yang dinilai blunder, sehingga rakyat berontak?
Akun tiktok Morrodin meragukan prediksi Hendro Priyono.
“Sejak prabowo dilantik, baru berjalan dua minggu, mengumumkan ppn akan naik lagi dari 11 menjadi 12 persen, ingat kan, itu rakyat marah langsung. Setelah itu dibatalkan”, kata akun tersebut.
Tak lama, keluar pernyataan dari Menteri Bahil, toko-toko kecil tidak boleh mendistribusikan gas tabung 3 kg. Rakyat marah lagi, dan dibatalkan.
“Nah, lagi-lagi pemerintah daerah bikin ulah, menaikkan PBB ratusan persen. Demo paling besar terjadi di Pati Jatim, lalu dibatalkan. Tak berselang lama PPATK membekukan rekening tidak aktif. Terus tanah nganggur dua tahun disita, malah menteri ngawur bilang emang mbahmu bisa bikin tanah, disitu rakyat makin spaning,” paparnya.
Puncaknya, tunjangan DPR naik menjadi Rp 50 juta untuk sewa rumah, lalu joget- joget, ngatain tolol ke rakyat. Dan terakhir tewasnya seorang ojol dilindas Barakuda brimob.
“Saya ingin mengatakan, dengan banyaknya blunder yang dilakukan pemerintah, memangnya perlu campur tangan asing untuk membuat rakyat marah”?
“Saya cuma mau bilang ke pemerintah, kalau nggak mau rakyat marah, mulailah membuat kebijakan yang meringankan. Ini sudah 10 bulan pemerintahan Prabowo, belum ada satupun kebijakan yang meringankan rakyat. Jadi jangan ngomong asing-asing, terlalu banyak blunder,” ucapnya.
Tak pelak, beragam komentar pun dilayangkan para netizen.
@es zkn:Hendro Priyono selalu bilang begitu spy pemerintah tdk memperbaiki kesalahannya dan seolah olah yg demo yg salah krn didalangi asing.
Akun @toktok wow:bener pastilah rakyat marah bukan jgn cari kambing hitam ini bener2 murni rakyat marah.
Lebih sadis @@siMbah Dovy:ini murni, go.block nya pemerintahan…
bukan krna asing…
Dan ribuan komentar lainnya yang rata-rata menyalahkan pemerintah yang tidak becus bekerja. ***









