Efisiensi Anggaran, Solusi atau Ancaman

- Penulis

Senin, 17 Februari 2025 - 12:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Reni Handayani S.Pd Guru SMAS Cipta Mandiri Cisarua KBB

BELUM lama ini pemerintah mengumumkan  kebijakan efisiensi anggaran. Pemerintah beralasan, efisiensi anggaran perlu dilakukan guna mengatasi jumlah pengeluaran negara yang membengkak.

Hal ini dipertegas  dengan pernyataan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal yaitu Arief Wibisono.

Dia mengungkapkan sudah sejak lama anggaran belanja negara digunakan secara tidak efisien dan dia juga menambahkan kementerian/lembaga baru akan memboroskan anggaran setiap akhir tahun.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk itu, sudah sewajarnya Presiden Prabowo Subianto melakukan efisiensi belanja negara untuk tahun anggaran 2025.

Benarkah bahwa efisiensi anggaran mampu menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan keuangan negara atau malah menjadi ancaman? Alih-alih menjadi solusi, efisiensi anggaran justru menimbulkan ancaman baru di tengah-tengah masyarakat.

Efisiensi anggaran berdampak pada sejumlah program, seperti pendidikan dan kesehatan.

Kemenkeu, membatalkan penawaran beasiswa tahun ini sebagai imbas dari pemangkasan anggaran, padahal beasiswa ini baru saja dibuka pada 10 Januari 2025.

Selain itu ratusan ribu penerima KIP kuliah terancam putus kuliah, sulit dibayangan jika anggaran pendidikan dipangkas maka kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin terpuruk. Karena saat anggaran belum dipangkas saja masih banyak warga tidak mengenyam pendidikan yang layak.

Lembaga kesehatanpun tidak  luput dari pemangkasan anggaran, selama ini saja pembiayaan kesehatan selalu membuahkan polemik. Terlebih sejak ada sistem JKN dan BPJS Kesehatan yang bukannya makin meringankan, tetapi malah membebani rakyat.

Apa jadinya pembiayaan kesehatan jika anggarannya dipangkas? Ya sudah pasti rakyat akan sulit mendapatkan jaminan dan pelayanan kesehatan yang layak.

Selain lembaga  pendidikan dan kesehatan, efisiensi anggaran juga menyebabkan PHK karyawan dibeberapa perusahaan atau lembaga. Lembaga televisi dan penyiaran misalnya, diketahui bahwa  TVRI dan RRI melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK sejumlah jurnalis maupun kontributornya di daerah.

Pengurangan karyawan di dua lembaga penyiaran ini  jelas akibat dari keputusan pemerintahan Prabowo Subianto melakukan efisensi anggaran melalui intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun 2025.

Itu hanya segilintir masalah yang ditimbulkan akibat kebijakan efisiensi anggaran, hal ini membuktikan bahwa efisiensi anggaran bukanlah solusi yang tepat melainkan ancaman nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Selain itu hal ini juga  membuktikan bahwa pemerintah Prabowo selama ini telah melakukan  pemborosan anggaran, belanja yang tidak penting, dan belanja yang tidak prioritas.

Pemangkasan anggaran tanpa perubahan mendasar terhadap tata kelola anggaran hanya akan menjadi kebijakan populis sarat pencitraan yang tidak akan mewujudkan kemaslahatan rakyat.

Saat ini yang dibutuhkan masyarakat adalah solusi yang hakiki solusi yang benar-benar mampu mengatasi setiap permasalahan  bukan solusi  pragmatis yang justru akan menimbulkan masalah baru.

Hanya Islamlah yang mampu menjadi solusi  terkhusus dalam masalah ekonomi yang bukan sebatas tataran konsep, melainkan terealisasi melalui politik ekonomi Islam yang dijalankan oleh pemimpinnya. Wallahualam bissawab.

foto : kompasiana

Komentari

Berita Terkait

Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa
Keren, Karya Kriya Tekstil dan Fashion Tel-U Pernah Kolab Bareng Desainer Ternama
bank bjb Perkuat Sinergi dengan Pemkab Kuningan Lewat Pinjaman Daerah
Dadi Ahmad Roswandi Nakhodai IKASMANTIKA 2025–2030
Bukan Orkestra, Kuliner Bandung Mampu Ciptakan Harmoni & Nilai Spiritual
Peduli Terhadap Lingkungan, Erwin Apresiasi UNPAS
Atlet Biliar Kota Bandung Batara Kantongi Tiket Porprov 2026
Ini Kelebihan DAIFEST 2025, 9 Unit Mobil dan Logam Mulia Siap Jadi Milik Anda

Berita Terkait

Minggu, 19 Oktober 2025 - 14:45 WIB

Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 20:11 WIB

Keren, Karya Kriya Tekstil dan Fashion Tel-U Pernah Kolab Bareng Desainer Ternama

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 14:34 WIB

bank bjb Perkuat Sinergi dengan Pemkab Kuningan Lewat Pinjaman Daerah

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 12:59 WIB

Dadi Ahmad Roswandi Nakhodai IKASMANTIKA 2025–2030

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 12:20 WIB

Peduli Terhadap Lingkungan, Erwin Apresiasi UNPAS

Berita Terbaru

Uji ekstrem dua unit TIGGO 9 saling bertabrakan pada kecepatan 50 km/jam dengan sudut tumpang tindih 15°. PJ/ISTMW

FEATURED

Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa

Minggu, 19 Okt 2025 - 14:45 WIB

Dadi Ahmad Roswandi, resmi terpilih sebagai Ketua IKASMANTIKA masa bakti 2025–2030. PJ/Dok

DAERAH

Dadi Ahmad Roswandi Nakhodai IKASMANTIKA 2025–2030

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:59 WIB