BANDUNG, PelitaJabar – Orang Indonesia senang mengonsumsi berita, namun tidak suka menulis. Berbeda hal nya dengan orang arab, mereka senang menulis. Warga Jawa Barat merupakan konsumen media terbesar di Indonesia. Diperkirajan, sebanyak 20 persennya konsumen berita itu adalah warga Jabar.
“Masyarakat Indonesia, rata-rata senang berkomunikasi, dan senang mengkonsumsi berita, namun jarang yang suka menulis,” jelas Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat membuka seminar “Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Media Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang” di Aula Gedung Sate Bandung Kamis (12/03/2020).
Kang Emil, sapaan akrabnya memaparkan, dampak positif dan negatif era disrupsi media. Positifnya, banyak inovasi yang dapat dikembangkan media untuk menyosialisasikan suatu produk maupun program.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemprov Jabar sudah menerapkan sistem kehumasan di lingkup pemerintahan Jawa Barat untuk memiliki media yang setiap harinya mempublish 40 konten informasi terkait realisasi program, tentu dengan kaidah jurnalistik,” tuturnya.
Sementara, Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat mengatakan, seminar merupakan rangkaian dari Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat.
“Kami ucapkan terimasih kepada semua pihak atas terselenggaranya rangkaian kegiatan HPN di Jabar. Kita masih memiliki agenda kegiatan HPN tahun 2020, yakni penanaman pohon yang akan diselenggarakan pada April nanti,” ucapnya singkat.
Acara dilanjutkan pemaparan para nara sumber seperti Hendry CH Bangun (Anggota Dewan Pers), Ilona Juwita (CEO Google Chanel Partner), Atmadji Sapto Anggoro (Pemimpin Redaksi Tirto), Alfito Deannova (Pemimpin Redaksi Detik.com), Januar Primadi Ruswita (Direktur Bisnis Pikiran Rakyat) dan Mellysa Widyastuti (Ayo Media Network).
Ratusan peserta Seminar mulai dari pengurus PWI tingkat kab/kota se-Jabar, Insan Pers dan mahasiswa itu, tampak antusias mengikuti hingga berakhirnya acara pukul 12.00.
Even tersebut didukung bank bjb, bjb syariah, Djarum Foundation, PT Pos Indonesia, LPS dan Bapenda Jabar. Rls