BANDUNG, PelitaJabar – Mengisi hari libur, Akademi Militer mengunjungi Dinas Sejarah Angkatan Darat. Para taruna diterima Kadisjarahad Brigjen TNI Rachmat S, S.I.P., M.M., M.Tr (Han).
Kadisjarahad mengungkapkan, para Taruna harus memahami sejarah, sebab sejarah merupakan cermin untuk berkaca pada kehidupan di masa lampau yang berguna untuk menjalani hidup sekarang dan menyiapkan kehidupan di masa depan. Taruna merupakan pemuda Indonesia yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan.
“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda , niscaya akan kuguncangkan dunia” ucap Kadisjarahad mengulangi ungkapan Presiden Soekarno.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kunjungan Taruna ini merupakan bagian dari kegiatan mereka dalam mengisi hari-hari libur mereka di daerah asal mereka. Ditegaskan oleh Kadisjarahad bahwa
“Jangan sampai ketika Taruna sudah menjadi perwira, mengulang kembali sejarah kegagalan dan kepahitan di masa lampau yang akhirnya akan menghancurkan bangsa dan negara kita”, lanjut orang nomor satu di Disjarahad.
Pihaknya mengajak Taruna untuk lebih mendalami sejarah sebagai bekal dalam melaksanakan tugas ke depan.
“Banyak nilai dan keteladanan yang bisa dipetik dari para tokoh militer Indonesia seperti Jenderal Sudirman, Jenderal Nasution dan Jenderal Achmad Yani yang sangat berguna bagi tugas-tugas kepemimpinan di masa depan”, papar jenderal bintang satu ini lagi.

Dalam kegiatan tersebut, mereka diajak melihat langsung Perpustakaan Disjarahad di Jalan Kalimantan No 6 Bandung, yang memiliki 54.000 judul buku dengan berbagai koleksi buku kuno peninggalan KNIL (Koninlijke Netherlands Indhisce Leger) dan berbagai buku terbitan terbaru.
Kadisjarahad juga mengajak Taruna untuk melihat koleksi dokumen sejarah Angkatan Darat yang menyimpan berbagai dokumen penting sejak perang kemerdekaan hingga saat ini.
“Di bagian dokumen ini, tersimpan data-data perjuangan TNI AD sejak masa kemerdekaan, penumpasan berbagai pemberontakan di dalam negeri, termasuk peristiwa G30S/PKI, Malari, Tanjung Priok hingga peristiwa konflik Aceh, Maluku dan Papua”, tambah Kadisjarahad.
Tak ketinggalan, para Taruna melihat ruangan Pusat Informasi Kesejarahan yang yang memuat berbagai bentuk kegiatan kesejarahan seperti pengelolaan data kesejarahan secara digital, produk penulisan sejarah, museum dan monumen TNI AD yang berada di bawah Disjarahad serta tradisi Angkatan Darat. Mal