BANDUNG, PelitaJabar – Guna menekan sindikat ilegal Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan kolaborasi dengan dunia pendidikan. Diantaranya Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia dengan Yayasan Pendidikan Pembangunan Generasi Muda.
‘Saya mengajak rekan-rekan di BP2MI, dan semua pihak untuk bekerjasama, berkolaborasi, hal ini perlu, untuk menekan peredaran sindikat TKI ilegal,’ papar Kepala BP2MI Benny Ramdhani disela MoU di hotel Intercontinental, Dago Pakar Bandung Selasa (05/10/2021).
Selain itu, pihaknya juga berupaya meningkatkan kualitas para pekerja migran, seperti memberikan pelatihan, ketrampilan terutama soal bahasa asing, untuk melindungi pekerja migran Indonesia.
‘Perang dengan sindikat, saya ingin menjadikan mimpi buruk bagi mereka sindikat ilegal penempatan TKI, karena itu penguasaan bahasa asing serta sinergitas dan kolaborasi, menjadi suatu keharusan, agar tidak ada lagi TKI yang tertindas,’ tegasnya.
Dikatakan, BP2MI juga pernah bertemu langsung dengan Dubes Malaysia. Selain kasus penganiayaan, perampokan, juga penghinaan sering diterima oleh TKI di negara Jiran.
‘Saya bilang, ini tidak bisa dibiarkan, harus layangkan protes ke pemerintahan Malaysia. Akhirnya sesuai aturan yang berlaku disana, pihak Kedubes melayangkan surat protes,’ tambah Benny.
Anggota Komisi IX DPR RI Dr. H. Edy Wuryanto, S.KP., M.Kep yang juga ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan, MoU ini akan mendongkrak minat pekerja migran di Indonesia sebagai penghasil devisa negara.
‘DPR dan semua pihak harus bersinergi, tidak boleh jalan sendiri, itu juga dapat menutup celah para mafia dan sindikat. Selain itu, para nakes harus jadi penyaluran pengganti rumah tangga, disaat pandemi ini, semua nakesnya enggan, padahal potensi besar sekali, karena itu kita berikan keterampilan, saya pikir ini devisa yang besar di sektor kesehatan,’ ujarnya.
Sementara Muhammad Hadi, dari Asosiasi Institusi Pendidikan Ners mengungkapkan, ini merupakan momentum bersejarah bagi pihaknya, karena sejak awal banyak perawat yang dikirim ke luar negeri, namun belum pernah dibuat perjanjian sebaik ini.
‘Kami punya hubungan baik dengan Asosiasi perawat di Kanada, dan 335 Perguruan tinggi siap mendukung program BP2MI,’ tutupnya.*