BANDUNG, PelitaJabar – Raut wajah ratusan bocah yatim piatu tampak berseri seri ketika mengunjungi Trans Studio Mall (TSM) Bandung. Tak sedikit dari mereka tertawa riang. Mungkin saja ada yang baru pertama melihat kemegahan mal terbesar yang katanya di Asia tersebut.
Ternyata, mereka baru saja diajak ‘berwisata’ nonton bareng oleh Majelis Taklim Al-Jabbar 86.

Tak kurang dari 200 an anak yatim piatu dari berbagai pesantren ini, menonton salah satu film berjudul The Secret of Doubledore.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
‘Senang banget, filmnya juga bagus,’ ucap Fitri, kepada PJ, Jumat 29 April 2022 di bioskop XXI TSM Bandung.
Dia mengakui, ini kali kedua ke TSM.
‘Iya, ini yang kedua kali diajak nonton sama MT Al-Jabbar 86 Coupe,’ tambah santri dari Yayasan Samia Amal Insani.
Dimintai komentarnya, pimpinan MT Al Jabbar 86 dan Al Jabbar 86 Coupe H. Andri Wilman mengungkapkan, di penghujung Ramdahan, pihaknya memaksimalkan ibadah.
‘Supaya santri yatim piatu lebih semangat, kita ajak nonton bioskop bareng, sambil nunggu berbuka, setelah itu lanjut tahajud terakhir, makan sahur, ditutup shalat subuh,’ papar H. Andri.
Menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengingat saudara kita yang kurang beruntung.
‘Alhamdulillah kita di support sahabat sahabat MT Al Jabbar, diantaranya kang Dwi dari Second Sign yang memberikan pakaian lebaran untuk para santri dan dhuafa,’ tambahnya.

H. Andri melanjutkan, rejeki bisa datang darimana saja. Padahal dirinya tidak pernah meminta untuk dibantu. Namun jika Allah sudah menentukan, tidak ada yang tak mungkin.
‘Allah memberikan jalan dengan caranya. Asal kita mau berusaha dan ikhtiar dengan baik, dan itu menjadi motivasi bagi para yatim,’ tuturnya.
Sementara Dwi Agustian Nugroho mengakui, selama gabung dengan MT Al Jabbar 86, banyak ilmu manfaat yang dia terima.
‘Banyak ilmu yang bisa saya dapat, karena selama ini banyak kegiatan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah, ada kajian, santuanan, ketemu langsung dengan anak anak panti, akhirnya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh mereka,’ pungkas Dwi, pengusaha pakaian muslim Second Sign yang cukup dikenal di Indonesia. ***