FOTO BERSAMA : Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko (tengah) dan Djoko Subagyo Roespinoedji (kedua kiri) serta pengurus PPM Pusat lainnya berfoto bersama dalam kegiatan Safari Ramadhan di Kota Bandung. PJ-Mal
BANDUNG, PelitaJabar – Guna meningkatkan hubungan silaturrahmi, Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga (PPM) melakukan Safari Ramadhan ke berbagai daerah, termasuk ke Kota Bandung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko mengungkapkan, kegiatan tersebut menjadi bagian penting bagi pimpinan pusat.
“Kita saling silaturrahmi, saling merekatkan, terutama selama bulan suci Ramadhan, kita harus sering dibekali siraman rohani seperti kultum, agar dalam menjalankan menjalankan roda organisasi tidak salah kaprah,” jelas Berto kepada PJ disela kegiatan di Bandung Jumat malam (30/04/2021).
Di Bandung, PPM bekerjasama dengan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad) melakukan kunjungan ke beberapa tempat, salah satunya ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
“Karena Disjarah di Bandung tidak memiliki museum, jadi kita juga bekerjasama dengan Kodam III/Slw,” tambah Berto.
Dia mengingatkan, semua anak bangsa tidak mudah melupakan sejarah. PPM sebagai motor penggerak, akan terus menggaungkan pentingnya sejarah.
“Kurikulum tentang sejarah itu sangat penting, bagaimana founding father kita dulu memperjuangkan kemerdekaan, sehingga nasionalisme tetap terjaga. Karena itu, kita tekankan Kementerian pendidikan memasukkan dalam kurikulum. Ini akan kita upayakan walau tidak mudah, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara menjadi tugas kita,” tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat (Kadisjarahad) Brigjen TNI. Dr. Rachmat S, S.I.P., M.M., M.Tr (Han) melalui Kasubdisbinmusmontra Disjarahad Letkol Inf Drs. Wardus Tamba, M.M memaparkan, sejarah sebagai sarana pembentukan identitas bersama, untuk menopang persatuan dan kesatuan bangsa.
Sejarah tidak hanya persoalan masa lalu, tetapi sejarah merupakan cermin masa depan bangsa dan negara. Peperangan di era digital saat ini, telah bergeser menjadi peperangan yang disebut perang generasi ke 5, merupakan peperangan menggunakan media massa dan internet.
“Sebagai sarana menghancurkan ekonomi, politik, transportasi dan aspek lain dari sasaran negara lain. Kita bisa lihat fenomena hoax akhir-akhir ini, melanda negeri kita. Hoax disebarkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab dan telah menghancurkan sendi-sendi persatuan bangsa,” papar jenderal bintang satu ini.
Karena itu, pihaknya berharap bersama sama membangun generasi yang tidak melupakan sejarah.
“Jangan sampai sejarah kehancuran dimasa lampau, terulang kembali saat ini dan masa depan,” pungkas Kadisjarah.
Senada, Djoko Subagyo Roespinoedji, pengurus PPM Jabar yang juga dosen Universitas Widyatama sependapat dengan Ketua Umum PPM.
“Maknanya sangat dalam. Karena itu saya selalu berpesan kepada para siswa saya, anda itu tidak bisa hanya cukup pintar, namun tidak punya akhlak, intregritas yang baik, karena tanpa itu semua anda tidak bisa diterima di masyarakat. Harus berjalan beriringan, harus punya kompetensi, ilmu pengetahuan juga, tetapi untuk bisa dedikasi, harus tahu sejarah,” tambah Djoko.
Menurutnya, sejarah harus menjadi suatu bagian dari aspek bagian dari kehidupan.
“Tatakrama, sopan santun juga harus dibangun. Kalau jaman dulu kan masuk kuliah ada penataran P4 dan sebagainya. Ini harus diingatkan kepada generasi muda sekarang, mereka harus mawas diri dan instropeksi serta tahu sejarah. Yang penting bangsa ini harus punya integriti,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PPM telah melakukan Safari Ramadhan ke DKI Jakarta, Jabar, Lampung, Riau, dan dalam waktu dekat akan melanjutkan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kegiatan Safari Ramadhan yang berlangsung di Hotel California Bandung, dihadiri Ketua DPD LVRI Jawa-Barat Mayjen TNI (Purn) H. Tayo Tarmadi, S.Sos, M.M dan Ketua PD PPM Jabar Drs. H. Muhammad Yusuf.
Hingga kini, anggota PPM se Indonesia berjumlah di angka 4 juta. Mal