BANDUNG, PelitaJabar – “Medali emasmu adalah hadiah terbesar bagi tangisan haru dan bangga ibumu.
Tage-line itu merupakan semangat dan motivasi bagi atlet terbaik yang tergabung dalam tim PON Akuatik Jawa Barat akan “bertempur” di Sumut-Aceh 2024.
Siapa yang membuat tage-line itu?
Adalah Ir. Verdia Yosep, Ketua Umum Akuatik Provinsi Jawa Barat inilah yang menciptakan. Kalimat itu memiliki makna cukup dalam. Menanamkan emosi semangat yang tidak terkendali dalam jiwa para atlet. Seakan ingin meledak dan menghasilkan medali emas untuk dihadiahi kepada ibu yang melahirkannya.
“Menurut saya saat ini, tidak hanya pelatih atau pengurus yang mampu memotivasi atlet. Kali ini adalah ranahnya ibu dan atlet itu sendiri. Hanya seorang ibu yang sanggup mempengaruhi atlet kepada anaknya meraih medali emas,” kata Yosep kepada PJ Selasa 19 Agustus 2024.
Karena itu, mantan Wakil Ketua Umum I dan II KONI Jabar ini, membuat sebuah narasi yang membentuk tage-line guna memompa semangat atlet secara psikologis dikaitkan dengan pengorbanan seorang ibu yang melahirkan 9 bulan 10 hari.
Kang Yosep, begitu dia akrab dipanggil, mengungkapkan, pada cabang olahraga akuatik memiliki 5 disiplin olahraga prestasi, masing-masing renang, loncat indah, renang artistik, polo air dan renang perairan terbuka.
Sejak dini saat memulai latihan, atlet selalu didampingi para orang tua, terkhusus ibu.
“Ibu yang biasanya sangat setia mendampingi anak-anaknya. Jika anaknya latihan dan harus masuk kolam jam 5 pagi, mau tidak mau dan suka tidak suka ibulah. Bayangkan jika seorang ibu sudah berkorban begitu besar, mengabaikan kesehatannya, istirahatnya dan lelahnya bahkan uangnya, lalu apalagi kalau bukan medali emas yang hanya bisa mengobati semuanya itu.”
“Inilah saatnya. Latihan yang dilakukan cukup lama ini, terasa tak berarti apa-apa atau hanya sia-sia belaka jika tidak bisa membawa pulang medali emas. Itu obatnya bagi seorang ibu. Tidak ada yang lain. Medali emas yang didapatkan para atlet adalah pengganti lelah, habisnya waktu dan terabaikannya kesehatan ibu,” paparnya.
Karena itu, buatlah ibumu bangga, dengan medali emas yang kalian dapatkan. Berikan kado terindah dan serahkan pada ibu kalian.
“Kalungkan pada leher ibu kalian. Bikin dia (ibumu, red) menangis, tangisan kebahagian. Kalau bukan PON sekarang, kapan lagi,” tambahnya.
Dikatakan, seorang ibu penuh cinta kasih, selalu siap mendengar keluh kesah anak-anaknya. Terutama saat mendampingi latihan. Oleh karena itu, jangan pernah memalingkan muka dari orang tuamu.
“Kasih ibu kepada anaknya abadi sepanjang masa. Kita harus belajar dari teladan cinta kasih ibu terhadap anaknya yang tanpa pamrih dan tanpa batas mendampingi latihan.” ingatnya.
Setiap keping medali emas yang dihasilkan dari Cabor Akuatik adalah bukti nyata kontribusi kepada KONI Jawa Barat untuk membuat sejarah mewujudkan Jabar “Hattrick” Juara.
Sebagai mantan pengurus KONI Jabar, Kang Yosep, tahu betul bagaimana meluluhkan hati para atlet. Dia pun selalu dijadikan tempat bagi atlet cabor lainnya bertanya, curhat dan menyampaikan keluh kesah selama menjalani latihan.
Apalagi menjelang pelaksanaan PON XXI di Sumut-Aceh ini. Maklum sosok Kang Yosep dikenal dekat dan cepat akrab dengan para atlet. Walau bukan lagi pengurus KONI, namun hampir setiap hari ada saja atlet yang datang ke Sekretariat Akuatik tempatnya berkantor.
“Menjelang pelaksanaan PON biasanya atlet itu agak tegang. Perlu pendampingan lebih dari kita. Ini adalah masalah psikologis mereka. Saya tidak pintar, tapi tahu kondisi yang dialami atlet. Jadi ya kita harus gandeng dan berikan motivasi kepada mereka, yaitu Ibu. Saya selalu ingatkan atlet bagaimana ibu mereka sangat menunggu hasil kerja keras latihannya. Kalau sudah bicara ibu, biasanya si atlet ceurik (menangis),” pungkasnya. Joel