BANDUNG, PelitaJabar – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 di Sumut-Aceh kali ini kesempatan yang sangat terbuka untuk KONI Jawa Barat pimpinan Prof. Budiana mewujudkan “Jabar Hattrick”.
“Saya pernah bersama-sama dengan pak Budiana juga pimpinan pengurus yang lainnya, pak Yunyun, pak Gianto dan lain-lain di KONI Jabar. Tiga periode saya pernah bersama-sama,” ucap Ketua Umum Akuatik Jabar Verdia Yosep kepada PJ Senin (17/6/2024).
Dikatakan, mulai dari cara berfikir, membuat srategi dan mengimplementasikan, bukan orang ecek-ecek atau orang baru kemarin sore.
“Pengurus jajaran pak Budiana adalah orang yang luar biasa. Saya paham betul dan tahu persis kemampuan dan cara kerjanya. Jadi ya peluang “Jabar Hattrick” sangat besar,” jelas Yosep.
Tidak hanya itu, motivasi atlet dan pelatih menurut mantan Wakil Ketua I dan II KONI Jabar ini, juga luar biasa. Buktinya pelaksanaan Pelatda berjalan lancar tanpa keributan.
“Latihan berjalan lancar. Tidak ada ribut-ribut. Kalau pun ada, ya cuma 1 atau 2 saja. Tapi dalam ributnya pun tetap menjalankan latihan dengan baik dan disiplin,” katanya.
“Jabar Hattrick” bukan saja kebanggan bagi KONI dan dunia olahraga Jawa Barat, namun juga warga Jawa Barat.
Secara gamblang disebutkannya bahwa bagi akuatik tidak ada masalah dikaitkan dengan target Jabar Hattrick.
“Bagi saya pribadi sih tidak ada beban. Hanya untuk “Jabar Hattrick” adalah harga diri. Jabar Hattrick itu adalah doktrin oleh Ketua Umum KONI jabar. Ketua umum KONI Jabar adalah bapaknya cabang olahraga. Jadi, ketika dia men-doktrinkannya, itu dosa lamun ku urang teu dijalankan dengan baik,” ujar Yosep.
Peluang untuk merebut posisi Jabar Hattrick bagi KONI Jabar yang dipimpin Prof Budiana, menurut Yosep sangat berpeluang besar.
Khusus Cabor akuatik dirinya mengatakan bahwaŕ paling lama itu hanya tidur 5 jam bersama pengurus lainnya. Karena terus memantau para atlet. Akuatik ingin memberikan yang terbaik untuk Jawa Barat. Mengantar KONI Jabar untuk mewujudkan “Jabar Hattrick”.
Khusus untuk cabor akuatik yang dipimpinya Yosep menyebutkan bahwa dia selalu mengawal latihan para atlet. Termasuk dalam menjalankan progres ujicoba. Baik untuk try-out atau pun try-in.
Cabor yang termasuk akuatik adalah renang, polo air, loncat indah, renang indah dan renang perairan terbuka( Open Water Swimming).
“Selain melakukan try-out yang dibiayai KONI, kita juga melakukan ty-in dengan mendatangkan Jepang dan Singapore. Berapa biayanya? Jangan tanya berapa biayanya, tapi sekarang kita berfikir harga diri,” tambahnya.
Dikatakan, renang perairan terbuka, kemarin ke Malaysia. Tapi, nanti harus ke Bali. Ada biayanya? Tapi demi harga diri kata Yosep dia harus memberangkatkan atlet ke Bali.
Bicara Jabar Hattrick, Cabor akuatik memiliki 4 metode program. Secara garis besarnya keempat metode itu harus berdasarkan ilmiah dan rasional.
Keempat metode itu teridiri dari pertama pengawasan dan pengamanan, kedua pengendalian program, ketiga inovasi peningkatan prestasi. Dan keempat strategi pemenangan dan pencapaian medali emas.
“Pengawasan dan pengamanan terhadap atlet dalam rangka pencapaian target minimal 20 persen. Dan mudah-mudahan bisa lebih 20 persen untuk membantu cabor lain yang tidak memenuhi target 20 persen. Lalu melakukan pengendalian terhadap program. Jadi program itu kita kendalikan. Lakukan kegiatan, kita evaluasi, kita analisis dan kita lakukan simulasi balik lagi kita evaluasi, analisis dan simulasi lagi,” jelas Yosep.
Simulasi kata dia dilakukan tiga kali, yakni Juni, Juli dan Agustus. Diharapkan pencapaian kondisi atlet bisa mencapai 90 persen.
“Kalau saja Agustus itu benar-benar dapat 90 persen, maka saya yakini akuatik akan mampu melebihi target 20 persen,” papar Yosep, seraya menyebutkan simulasi yang dilakukan akan di evaluasi dan dianalisa secara konfrehensif.
Disaksikan penonton, pihaknya akan mengundang KONI Jabar dan wartawan. Misalnya renang akan melawan limit waktu dan dirinya sendiri dan akan turun sendiri.
“Kita akan bentuk panitia seperti layaknya pertandingan di PON,” bebernya.
Strategi pemenangan dan pencapaian target medali emas akuatik di atas 20 persen adalah puncaknya.
“Bagaimana srateginyanya? Kita akan banyak melakukan diskusi lalu ke lapangan. Lalu diskusi dan ke lapangan lagi. Tentunya dengan dibarengi evaluasi, pengawasan dan analisa juga. Bahkan tidak jarang pelatih senior seperti om Irsan Sutedja dan pak Vera “mondok” di sekretariat guna mengevaluasi dan menganalisa berbagai temuan di lapangan,” ungkap Yosep.
Terakhir Yosep memohon seluruh masyarakat Jabar yang ada di perantauan, berdoa agar KONI Jabar dapat memujudkan dan membuat sejarah “Jabar Hattrick” pada PON XXI Tahun 2024 di Sumut-Aceh. Joel